Monday, March 17, 2014

Biografi Tokoh



AFFANDI KOESOEMA

        Affandi adalah pelukis yang dikenal sebagai Maestro Seni Lukis Indonesia. Berkat aliran ekpresionis dan romantismenya yang khas mengantarkan ia menjadi pelukis Indonesia yang paling terkenal di seluruh dunia.
        Affandi dilahirkan di Cirebon pada tahun 1907. Ia merupakan putra dari R. Koesoema yang merupakan seorang mantri ukur di pabrik gula yang terdapat di Ciledug, Cirebon. Dari segi pendidikan, ia termasuk seorang yang memiliki pendidikan formal yang cukup tinggi. Ia memperoleh pendidikan dari HIS (Hollandsch Inlandsche School) yang setingkat dengan pendidikan Sekolah Dasar sekarang, MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) setingkat dengan Sekolah Menengah Pertama dan AMS (Algemene Middelbare School) setingkat dengan Sekolah Menengah Atas dimana pendidikan tersebut hanya didapat oleh segelintir anak negeri. Namun, bakat seni lukisnya yang sangat kental mengalahkan disiplin ilmu lain dalam kehidupannya yang memang telah menjadikan namanya tenar sama dengan tokoh atau pemuka bidang lainnya.
        Pada umur 26 tahun tepatnya pada tahun 1933, ia menikah dengan Maryati yang merupakan gadis kelahiran Bogor dan dikaruniai seorang putri yang mewarisi bakat ayahnya sebagai pelukis juga bernama Kartika Affandi.
        Sebelum mulai melukis, Affandi pernah menjadi guru dan pernah juga menjadi tukang sobek karcis serta pembuat gambar reklame bioskop di salah satu gedung bioskop di Bandung. Namun pekerjaan tersebut tidak relalu lama digelutinya karena ia lebih tertarik pada seni lukis. Sekitar tahun 30-an, Affandi bergabung dengan kelompok Lima Bandung, yaitu kelompok lima pelukis Bandung.  Mereka adalah Hendra Gunawan, Barli, Sudarso, dan Wahdi serta Affandi yang merupakan ketua dari kelompok tersebut. Kelompok ini memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan seni lukis di Indonesia.
        Pada tahun 1943 Affandi mengadakan pameran tunggal pertamanya di Gedung Poetra Djakarta yang saat itu sedang berlangsung pendudukan tentara Jepang di Indonesia. Empat serangkai yang tediri dari Ir. Soekarno, Drs Muhammad Hatta, Ki Hajar Dewantara dan Kyai Haji Mas Mansyur  memimpin seksi kebudayaan Poetera (Poesat Tenaga Rakyat) untuk ikut ambil bagian. Dalam seksi kebudayaan ini Affandi bertindak sebagai tenaga pelaksana dan S. Soedjojono sebagai penanggung jawab yang langsung mengadakan hubungan langsung dengan Bung Karno.
        Bakat melukis yang menonjol dari diri Affandi pernah menorehkan cerita menarik dalam kehidupannya. Dia pernah mendapatkan beasiswa untuk kuliah melukis di Santiniketan, India. Namun ketika Ia tiba di India, dia ditolak dengan alasan bahwa dia dipandang sudah tidak memerlukan pendidikan melukis lagi. Akhirnya biaya beasiswa yang telah diterimanya digunakan untuk mengadakan pameran keliling negeri India.
        Semasa hidupnya, ia telah menghasilkan lebih dari 2000 karya lukis. Karya-karyanya yang dipamerkan ke berbagai negara di dunia baik di Asia, Eropa, Amerika maupun Australia selalu memukau pecinta seni lukis dunia. Dalam mengerjakan lukisannya, pelukis yang meraih gelar Doktor Honoris Causa dari University of Singapore tahun 1974 ini lebih sering menumpahkan langsung cairan cat dari tube-nya kemudian menyapu cat itu dengan jari-jarinya, bermain dan mengolah warna untuk mengekspresikan apa yang ia lihat dan rasakan tentang sesuatu.
        Dalam perjalanannya berkarya, ia dikenal sebagai seorang pelukis yang menganut aliran ekspresionisme atau abstrak. Sehingga seringkali lukisannya sangat sulit dimengerti oleh orang lain terutama orang yang awam tentang dunia seni lukis jika tanpa penjelasannya. Namun bagi pencinta lukis hal demikianlah yang menambah daya tariknya.
        Kesederhanaan cara berpikirnya terlihat ketika suatu kali ia merasa bingung sendiri ketika kritisi Barat menanyakan kosep dan teori lukisannya. Oleh para kritisi Barat affandi dianggap memberikan corak baru aliran ekspresionime. Tetapi Affandi justru balik bertanya, aliran apa itu? Bahkan hingga saat tuanya Affandi membutakan diri dengan teori-teori sehingga ia dikenal sebagai pelukis yang tidak suka membaca. Baginya huruf-huruf yang kecil dianggapnya sebagai momok yang besar. Dalam kesehariannya, ia bahkan sering mengatakan bahwa dirinya adalah pelukis kerbau, julukan yang diakuinya karena dia merasa sebagai pelukis bodoh. Mungkin karena kerbau adalah binatang yang dianggap bodoh. Sikap sang maestro yang tidak suka berteori dan lebih suka bekerja secara nyata ini dibuktikan dengan kesungguhan dirinya menjalankan profesinya sebagai pelukis.
Banyak prestasi yang pernah diraih Affandi selama melukis, antara lain :
1.      Pada tahun 1957-1958 mendapat beasiswa dari Pemerintah Amerika Serikat untuk mempelajari metoda pendidikan seni, dan tinggal di Amerika Serikat selama 4 bulan. Selama 4 bulan tersebut ia telah mengadakan beberapa kali pameran tunggal yaitu di World Hoesu Galleries, Press Club, New York dan pameran di San Fransisco.
2.      Mengadakan pemeran tungal di Washington DC, USA paa tahun 1960
3.      Menjadi Visiting Professor dalam mata kuliah ilmu seni lukis di Ohio State University Colombus, Ohio pada tahun 1962.
4.      Menerima anugerah seni dan medali emas dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
5.      Dipilih selama masa waktu 3 tahun menjadi ketua IAPA (International Art Plastic Association) untuk Indonesia dan masih banyak lagi.

        Hingga ajal menjemputnya pada Mei 1990, ia tetap menggeluti profesi sebagai pelukis, kegiatan yang telah menjadi bagian dari hidupnya. Ia dimakamkan tidak jauh dari museum yang didirikannya yaitu di tepi Kali Gajahwong Yogyakarta.
           
PERBAIKAN
            Berdasarkan biografi diatas dapat di simpulkan bahwa watak/karakter dari Affandi yang dapat kita teladani yaitu :
ü  Ia merupakan orang yang bersungguh-sungguh dalam melakukan sesuatu. Hal itu dapat kita lihat pada paragraf terakhir kalimat ke-6, yaitu “sikap sang maestro yang tidak suka berteori dan lebih suka bekerja secara nyata ini dibuktikan dengan kesungguhan dirinya menjalankan profesinya sebagai pelukis.”

ü  Affandi juga merupakan anak yang pandai terbukti ketika ia menerima beasiswa untuk melanjutkan pendidikannya di India. Hal tersebut salah satunya dapat kita lihat pada paragraf  ke-6 kalimat kedua yaitu “dia pernah mendapatkan beasiswa untuk kuliah melukis di Santiniketan, India …”


ü  Affandi juga merupakan orang yang gigih. Hal itu dapat kita ketahui dari lika-liku perjalanannya dalam melukis dimana ia memulai karir melukisnya dari melukis di dinding-dinding  gedung hingga ia bergabung dengan kelompok lima Bandung dan membuat pameran lukisannya sendiri.
Previous Post
Next Post

Penyuka Korea yang lagi berjuang meraih mimpi

0 comments:

Silahkan Bacot