DAMPAK
SISTEM MOVING CLASS TERHADAP KEBERSIHAN KELAS DI SMAN 10 SAMARINDA TAHUN 2013
BAB
1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Sistem
moving class yang diterapkan di SMAN 10 Samarinda sejak lama ternyata membawa dampak
terhadap kebersihan ruang – ruang kelas yang ada.Dampak system moving class
yang amat terasa adalah dibidang kebersihan.Kebersihan di kelas menjadi kurang diperhatikan
lantaran tidak ada siswa/i yang menetap secara permanen di tiap – tiap ruang kelas
yang mengakibatkan jadwal piket menjadi tidak optimal dan menghilangkan rasa
tanggung jawab siswa/i terhadap kebersihan kelas.
Hal
yang mengakibatkan piket menjadi tidak optimal dan hilangnya rasa tanggung jawab
siswa/i terhadap kebersihan kelas adalah karena siswa/i belum sempat untuk membersihkan
kelas namun siswa/i harus sudah berpindah ke ruang kelas lainnya.Hal ini menjadikan
ruang kelas sebelumnya menjadi kotor dan mengakibatkan tidak nyaman dalam belajar.
Masalah
yang mendorong peneliti memilih judul ini adalah karena keprihatinan terhadap kebersihan
kelas di SMAN 10 Samarinda, yang menurut peneliti rendahnya kualitas kebersihan
di tiap kelas ini diakibatkan oleh diberlakukannya system moving class di SMAN
10 Samarinda ini.
Peneliti
juga ingin mencari solusi terhadap masalah ini demi kepentingan bersama warga
SMAN 10 Samarinda agar dapat meningkatkan kualitas belajar di SMAN 10
Samarinda.
1.2 RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
dampak sistem moving class terhadap kebersihan kelas di SMAN 10 Samarinda ?
2. Bagaimana
solusi yang harus diberikan sekolah untuk mengatasi masalah moving class dan kebersihan
ini ?
3. Apakah
perlu sekolah menghapus system moving class dari SMAN 10 Samarinda ?
1.3 HIPOTESIS
Dampak
system moving class ini terhadap kebersihan kelas adalah siswa yang berpindah –
pindah ruangan mengakibatkan kebersihan kelas menjadi terbengkalai. Hal ini diakibatkan
siswa yang harus tepat waktu untuk masuk ruang selanjutnya sehingga melupakan kegiatan
bersih – bersih di kelas.
Pihak
sekolah SMAN 10 Samarinda harus bisa memberikan solusi atas masalah ini. Salah
satu solusi untuk mengatasi hal ini menurut peneliti adalah dengan memanfaatkan
jam yang tidak efektif pada pagi hari sebelum jam pertama pelajaran dimulai.
Siswa/i SMAN 10 Samarinda berangkat dari asrama menuju sekolah pada pukul 07.00
atau 06.50, sedangkan jam pertama masuk sekolah pada pukul 07.15. Terjadi 15
hingga 25 menit waktu luang bagi siswa/i sebelum jam pertama sekolah. Biasanya selagi
menunggu jam pertama pelajaran siswa/i hanya duduk – duduk di depan kelas sambil
menunggu petugas kunci membuka pintu kelas. Seandainya petugas kunci membuka kunci
sebelum pukul 07.00, maka siswa memiliki waktu untuk membersihkan kelas 15
hingga 20 menit sebelum jam pelajaran pertama. Mungkin sekolah harus mengambil kebijakan
untuk membuka pintu ruang kelas sebelum pukul 07.00 sehingga siswa dapat membersihkan
kelas. Sekolah juga harus mewajibkan siswa bersih – bersih sebelum belajar.
Menurut
peneliti sekolah tidak perlu menghapus sistem moving class karena sistem ini baik
bagi siswa untuk melatih kedisiplinan, rasa tanggung jawab dan kemampuan time
management yang baik.
1.4 TUJUAN
PENELITIAN
1. Untuk
mendeskripsikan dan menjelaskan dampak yang ditimbulkan sistem moving class
terhadap kebersihan kelas.
2. Untuk
mencari solusi yang paling tepat dan baik terhadap masalah moving class dan kebersihan
kelas.
3. Untuk
memberikan saran dan masukan bagi sekolah atas masalah moving class dan kebersihan
kelas.
1.5 MANFAAT
PENELITIAN
Bagi
siswa :
·
Menyadarkan siswa untuk menjaga kebersihan
kelas demi kepentingan bersama.
·
Meningkatkan rasa tanggung jawab siswa.
·
Mengedukasi siswa bahwa kebersihan sangat
penting.
Bagi sekolah :
·
Membantu pihak sekolah untuk menemukan solusi
terhadap masalah kebersihan di SMAN 10 Samarinda.
·
Mengurangi beban cleaning service.
·
Mendukung program sekolah dalam mewujudkan
lingkungan sekolah yang green and clean.
BAB 2 KAJIAN TEORI
Sistem moving
class adalah sistem pergantian ruangan dimana tiap – tiap mata pelajaran memiliki
ruangan tersendiri untuk belajar.Sistem ini memiliki kelebihan diantaranya meningkatkan
kedisiplinan dan menumbuhkan rasa tanggung jawab pada diri siswa.Sistem ini juga
dapat membantu siswa dalam time management dalam kegiatan belajar.Namun sistem ini
juga memiliki kelemahan yaitu dengan adanya sistem moving class ini mengakibatkan
jadwal piket kelas menjadi tidak efektif dan kebersihan kelas menjadi terbengkalai.
Misalnya saja kelas yang sudah kotor
tidak sempat dibersihkan karena siswa sudah harus berpindah keruangan lainnya untuk
belajar lagi, dan siswa yang masuk ruangan selanjutnya juga tidak sempat membersihkan
ruangan karena diburu waktu dan dituntut untuk mengejar materi pelajaran.Kejadian
ini terjadi terus – menerus sehingga mengakibatkan sampah dan debu menumpuk dan
ruangan tidak layak untuk digunakan belajar.
Padahal Menurut Siswa Gaul
blogspot, ruangan yang bersih juga menentukan keberhasilan kegiatan belajar,
karena dengan ruangan yang bersih akan memberikan rasa nyaman ketika belajar[1]
Permasalahan ini sebenarnya dapat diatasi.
Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menambah jam ditiap pelajaran
15 menit untuk digunakan membersihkan ruang kelas atau dengan menggunakan sistem
kelas tetap sehingga siswa lebih bertanggung jawab dalam menjaga kebersihan kelas.
BAB
3 METODOLOGI PENELITIAN
1. Sasaran
dan Lokasi Penelitian
Sasaran
penelitian adalah siswa/i SMAN 10 Samarinda, namun lingkup yang dipilih oleh peneliti
lebih kecil yaitu pada siswa kelas X IPS dan X IPA E. Lokasi penelitian dilakukan
di lingkungan sekolah dan ruang kelas yang digunakan belajar oleh kelas X IPS
dan X IPA E.
2. Bentuk
dan Strategi Penelitian
Bentuk dari penilitian ini adalah penelitian
kualitatif, sehingga mengacu pada aspek perilaku, motivasi dan tindakan yang
dilakukan oleh siswa/i kelas X IPS dan X IPA E. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan memanfaatkan
sebagai metode alamiah.
3. Jenis
Data danSumber Data
Jenis data yang dimaksud adalah minat dan
tindakan siswa dalam menaggapi kotornya ruang kelas dan kegiatan moving class
di SMAN 10 Samarinda khususnya
di kelas X IPS.Sumber data dari penelitian ini adalah siswa/I kelas X IPS dan X
IPA E.
4. Teknik
Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan kontak langsung dengan siswa kelas
X IPS dan X IPA E.
Anilisa
dilakukan sejak awal ketika pengumpulan data dilakukan dan dengan acuan rumusan masalah, sumber-sumber
data berupa kegiatan yang dilakukan oleh siswa X IPS dan X IPA E. Teknik analisa tersebut dikerjakan untuk memperoleh
data-data yang benar-benar real atau mempunyai tingkat kebenaran yang tinggi.
Selain itu, dapat memudahkan peneliti untuk mengungkap segala permasalahan yang
telah dikemukakan .
BAB
4 PENUTUP
Kesimpulan
dari permasalahan ini adalah sebenarnya sistem moving class tidak sepenuhnya merugikan,
jika saja siswa memiliki kepedulian lebih terhadap lingkungan kelasnya. Siswa
juga harus memiliki kepekaan untuk membersihkan ruang kelas tanpa harus
diperintah terlebih dahulu oleh guru yang bersangkutan.
Jika
kegiatan kebersihan kelas digalakkan maka akan mendukung program sekolah untuk
menjadikan sekolah yang green and clean. Guru juga harus proaktif mengawasi siswa
ketika melakukan kegiatan bersih – bersih kelas sehingga kegiatan tersebut
dapat menjadi optimal. Kebersihan harus menjadi hal utama di sekolah, karena
dengan lingkungan sekolah dan kelas yang bersih akan memberikan kenyamanan bagi
siswa maupun guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar.
DAFTAR
PUSTAKA
Siswa Gaul,
10 Tips Cara Belajar yang Nyaman, http://www.Siswagaul.blogspot,
15 Mei 2013, 20.15 WITA
[1]Siswa
Gaul, 10 Tips Cara Belajar yang Nyaman, http://www.Siswagaul.blogspot,
15 Mei 2013, 20.15 WITA
0 comments:
Silahkan Bacot