Pengalaman Gagal Landing dan Hard
Landing JT 369
Hai Hai Hai
kembali lagi nih di tulisan ku. Sekarang
aku udah mulai aktif kuliah kembali, jadi udah mulai sibuk lagi nih hehehehehe
banyak kegiatan di kampus sama di organisasi. Karena kegiatan kuliah sudah
mulai aktif maka aku harus kembali ke kota Pahlawan dari Nunukan. Walaupun
kondisi di Nunukan serba terbatas tetap aja rasanya berat buat balik ke
Surabaya huhuhuhuhu.
Nah kali ini
aku mau menceritakan pengalaman menegangkanku saat dalam penerbangan menuju
Surabaya dari Tarakan pada 20 Agustus lalu. Hari itu aku menggunakan pesawat
maskapai Lion Air dengan nomor penerbangan JT 369 rute Tarakan – Surabaya dengan
transit di Balikpapan. Penerbangan berangkat dari Tarakan pada pukul 17.50
alias pada saat hari sudah petang.
Awalnya sih
penerbangan berjalan lancar sekali. Penerbangan yang biasanya ditempuh dalam
waktu 50 menit itu baik – baik saja. Beberapa kali memang terjadi guncangan
saat menabrak awan mendung yang memang gelap sekali di beberapa titik. Sekitar
pukul 18.50 pesawat mulai mengambil posisi landing
dan mendekati Balikpapan. Secara visual
cuaca sangat cerah tanpa awan. Sekilas tampaknya pendaratan akan sangat lancar dan
saya berharap agar segera mendarat di Balikpapan biar bisa istirahat sebentar
sebelum lanjut lagi terbang ke Surabaya.
Pesawat
sudah mulai mendekati landasan saat itu. Bahkan permukiman di sepanjang pesisir
dekat bandara sudah sangat terlihat. Saat pesawat sudah berada di atas landasan
di depan hotel bandara Balikpapan tiba – tiba pesawat melakukan go around atau terbang kembali. Padahal
saat itu roda pesawat sudah hampir menyentuh landasan pacu.
Setelah itu
pesawat memutuskan untuk memutar mengelilingi kota Balikpapan untuk persiapan
mendarat lagi. Menurut pengumuman dari awak kabin ada kendala operasional
sehingga pesawat memutuskan memutar dan mencoba melakukan pendaratan kembali.
Banyak penumpang mengira masih ada antrian pesawat di bandara Balikpapan dan
menganggap hal tersebut biasa.
Pesawat
akhirnya memutar dan mencoba untuk memdarat lagi di Balikpapan. Awalnya sih
berjalan normal seperti biasa bahkan roda pesawat sudah menyentuh landasan pacu
walaupun belum secara utuh mendarat. Tiba – tiba ada angin kencang bertiup dari
arah kanan mengakibatkan pesawat terlempar ke arah kiri di landasan pacu. Namun
pilot sangat cekatan mengembalikan posisi pesawat kembali lurus di landasan dan
akhirnya pesawat melakukan go around lagi dan terbang lagi.
Sungguh saat
itu sangat medebarkan. Apalagi kegagalan pendaratan kedua itu benar – benar sangat
mencekam bagi saya dan penumpang lainnya. Seketika saat pesawat berhasil
terbang lagi kondisi kabin menjadi sunyi senyap. Bahkan awak kabin saat
mengumumkan pesawat go around lagi dengan nada bergetar dan terdiam lama sekali
sehingga saya dan penumpang lainnya yang gak tahu apa – apa makin takut lagi
jadinya. Untuk ketiga kalinya pesawat memutari kota Balikpapan untuk melakukan
persiapan landing kembali.
Alhamdulillah
akhirnya di percobaan ketiga pesawat berhasil mendarat di Bandara Sultan Aji
Muhammad Sulaiman Sepinggan. Namun pendaratannya keras sekali dan goncangannya
tidak pernah saya rasakan selama saya naik pesawat. Bahkan pesawat berhenti
lebih jauh dari batas putar biasanya saat mendarat. Namun untung saja pesawat
tidak tergelincir dan berhenti dengan sempurna. Saya juga melihat mobil pemadam
kebakaran dan ambulance sudah disiapkan dipinggir landasan.
Baru setelah
pesawat berjalan di taxiway menuju
ruang tunggu pilot menyampaikan bahwa tadi ada kendala cuaca berupa angin kencang
di Balikpapan. Saya sendiri beserta penumpang lainnya sangat mengapresiasi
kepiawaian pilot penerbangan Tarakan – Balikpapan dalam mengendalikan pesawat.
Bayangkan saja jika beliau tidak cekatan, saat percobaan landing kedua ketika
pesawat dihantam angin bisa – bisa pesawat terlempar dan hancur menghantam
tanah. Lalu saat pendaratan ketiga jika beliau tidak mumpuni dalam pendaratan
keras itu bisa – bisa pesawat keterusan melewati batas aspal dan terjatuh ke
laut.
Saya benar –
benar sangat bersyukur sekali masih diberi kesempatan untuk bisa menuliskan
kisah saya disini. Saya sangat berterima kasih dan mengapresiasi sebesar –
besarnya keputusan berani pilot sehingga mampu mendaratkan pesawat dengan
selamat. Setelah sampai di gedung terminal saya langsung menelpon kedua orang
tua saya dan menyampaikan apa yang terjadi. Bahkan hingga saya melanjutkan
penerbangan ke Surabaya dengan pesawat berbeda dari maskapai yang sama, badan
saya masih bergetar terus hingga mendarat di Surabaya.
Benar –
benar pengalaman antara hidup dan mati. Memang sehebat apa pun manusia
memanfaatkan teknologi untuk apa pun bahkan untuk merekayasa alam tetap tidak
ada yang bisa mencegah takdir dan kehendak Tuhan Yang Maha Esa. Buktinya
pesawat sebesar dan secanggih itu dengan mudahnya dapat dilempar oleh angin.
Namun saya sangat bersyukur bahwa Tuhan masih memberi saya kesempatan dan
keselamatan hingga detik ini. Namun tetap saja pengalaman penerbangan JT 369
hari itu Minggu 20 Agustus 2017 tidak akan bisa saya lupakan.
0 comments:
Silahkan Bacot