Salah satu motivasi aku menulis ini adalah karena aku juga terjangkit penyakit ini. Penyakit ini berbahaya menurutku karena bisa mengakibatkan depresi berkepanjangan. Tapi hal paling penting mengenai penyakit ini adalah mengidentifikasi terlebih dahulu apa penyebab insecure pada diri kita. Untuk diriku di usia 25 tahun terkadang muncul rasa insecure atas pencapaian teman - temanku lainnya pada usia yang sama. Terutama segala pencapaian (baik benar maupun palsu) yang dibagikan melalui social media.
Aku yang kebetulan masih belum bekerja terkadang tertekan dengan apa saja yang dibagikan oleh teman - temanku. Walaupun sebenarnya aku gak menganggur banget karena masih ada kegiatan lain yang kuurus dan menghasilkan uang. Tetapi tetap saja nyatanya aku insecure dan tertekan dengan apa yang berseliweran di social media. Mulai dari mereka yang sudah menikah, punya anak, punya karier, menunjukkan berbagai investasi yang mereka lakukan, liburan dan jalan - jalan kesana kemari serta hal lainnya yang dibagikan di social media.
Sebenarnya aku juga punya planning sendiri atas hidupku. Lalu hidupku juga gak begitu buruk dibandingkan mereka. Tapi tetap saja tekanan dan insecure itu ada walaupun orang terdekatku tak pernah memberikan tekanan itu. Lalu bagaimana aku mengatasinya ? Sampai tadi pagi aku masih tidak punya cara mengatasinya hingga kutemukan youtube milik Zahid Ibrahim. Dari channel youtube itu setelah menonton beberapa video aku mulai menemukan setitik cahaya yang memberikan tuntunan dalam menata hidup. Aku mulai menata lagi target dan rencana ku dan yang paling penting aku mulai mengatur pola penggunaan smartphone dan social media ku. Bukan berarti smartphone dan social media adalah hal yang buruk akan tetapi setelah kuanalisis ternyata sumber insecuritas ku berasal dari dua hal itu utamanya social media. Akhirnya hari ini aku memulai sebuah langkah yang cukup radikal untuk menghapus instagram dan facebook ku, tidak menghapus akunnya namun hanya aplikasinya saja yang dihapus. Aku juga membisukan story di WA ku. Selain itu aku juga memanfaatkan fitur kebiasaan digital dan kontrol orang tua di android ku untuk mengatur pola penggunaan smartphone dan juga aplikasi yang tersisa.
Apakah ini akan berhasil ? Aku juga belum tahu jawabannya akan tetapi aku berencana menjalankan hal - hal di atas tadi selama 30 hari ke depan hingga setelah Hari Raya Idul Fitri. Menjadi budak smartphone dan social media justru membuat kewarasan dan kecerdasanku terganggu. Mari kita lihat bagaimana perkembangannya ke depan. Akan tetapi hal seperti ini bukan hal baru bagiku, sebelumnya sekitar dua tahun lalu aku memutuskan hengkang dari twitter dan menghapus akun milikku setelah 12 tahun. Alasannya adalah karena banyak hal toxic yang muncul dari sana sehingga aku melakukannya, sayangnya saat itu aku tak punya keberanian dan dorongan untuk melakukannya di instagram dan facebook.
Lalu apa yang akan aku lakukan sekarang ? Selain menjalankan usaha yang sudah berjalan sekarang aku juga memutuskan belajar dan meningkatkan skill untuk mengejar impian lamaku yang selama ini kupendam di alam bawah sadarku. Saat ini aku ingin mempersiapkan diri dan mencoba meraihnya. Lalu aku juga akan belajar lagi terkait financial dan investasi lebih banyak lagi serta tak lupa membaca koleksi buku - bukuku yang sudah lama tak kubaca.
Mungkin kita semua memiliki masalah yang sama. Akan tetapi dalam penyelesaiannya pasti dengan jalan yang berbeda. Ini adalah langkah yang kutempuh untuk mengatasi masalahku. Jika kalian memiliki masalah yang sama dengan insecuritas saranku mulailah dari analisis diri sebenarnya sumber insecure mu berasal dari mana. Jika sudah ditemukan pasti langkah mengatasinya bisa ditemukan. Masalah selanjutnya yang perlu kita semua lakukan adalah konsisten menjalankan langkah yang sudah ditetapkan. Aku yakin kita semua pasti bisa mengatasinya !!!! Mari berjuang bersama !!!!
0 comments:
Silahkan Bacot