Thursday, August 18, 2022

PERSPEKTIF – PERSPEKTIF KEMERDEKAAN INDONESIA

 Materi ini saya ambil dari beberapa sumber Guru Gembul

PROLOG

Indonesia menyatakan Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 yang adalah klaim dan kemudian menjadi sebuah perspektif umum yang dimiliki dan diyakini oleh seluruh rakyat Indonesia termasuk kita disini.

Tetapi apakah sahabat tidak sadar bahwa sesungguhnya perspektif tentang ini bukan hanya dimiliki oleh orang Indonesia yang didasarkan pada klaim tersebut tetapi juga dimiliki oleh bangsa dan negara lain juga.

Sekarang tanpa mengurangi rasa patriotisme kita tanpa mengurangi semangat nasionalisme. Kita akan mencoba meneropong perspektif yang dimiliki oleh negara-negara lain tentang kemerdekaan Indonesia. Kita akan berbicara tentang perspektif Jepang, Belanda, Amerika Serikat dan tentu saja Indonesia.

PERSPEKTIF JEPANG

Mari kita gunakan IMAJINASI pada diskusi kali ini. Suatu ketika ada seorang Indonesia yang sedang meresapi dan merayakan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Dia sedang euforia dan senang sampai tiba-tiba datanglah orang Jepang ke situ. Orang Jepang itu datang marah-marah ke orang Indonesia “Heh ngapain sih merayakan hari kemerdekaan Indonesia, kan bukan situ yang berjuang. Sekalinya berjuang kan nggak pernah berhasil. Ngapain merayakan hari kemerdekaan yang bukan dihasilkan oleh perjuangan kamu sendiri.”

“Lho kok bisa gitu” ? kata orang Indonesia  

Iya sahabat karena dalam perspektif Jepang kemerdekaan Indonesia itu bukan didapatkan dari perjuangan rakyat Indonesia tetapi diberikan oleh orang-orang Jepang. “Lah kok gitu sih” ? protes orang Indonesia.

Iya dengerin dulu ini perspektif orang Jepang kata seorang Jepang.

“Begini ya Indonesia konon katanya dijajah 350 tahun oleh Belanda dan sepanjang waktu itu tidak ada satupun kerajaan yang mampu mengalahkan Belanda. Lalu tidak ada satupun pemimpin Indonesia waktu itu yang menang perang melawan Belanda. Karena itu pahlawan nasional yang selalu berderet di kelas - kelas itu gak ada satupun dari mereka yang pernah berhasil mengalahkan Belanda. Terus kok berani-beraninya kalian mengklaim kemenangan, berani-beraninya kalian mengklaim kemerdekaan. Kalian kan gak pernah menang melawan Belanda. Pada akhirnya yang membuat Indonesia bisa lepas dari penjajahan Belanda itu adalah kami orang Jepang. Kalian 350 tahun berjuang melawan Belanda enggak pernah beres. Kami datang tahun 1942 dan dalam waktu dua bulan sudah hangus Belanda semuanya. Habis itu kami juga memberikan banyak kebebasan kepada kalian semua orang Indonesia.”

Jadi perspektifnya orang Jepang seperti itu

“Loh kok gitu sih” protes orang Indonesia. “Lah emang gitu kenyataannya” kata orang Jepang. “Ingat lagi ya waktu kami Jepang berkuasa di Indonesia kami bikin Heiho bikin PETA. Itu adalah pasukan militer semua. Kami oorang Jepang yang mengajarkan bagaimana perang modern kepada orang Indonesia, sehingga saat kami hengkang nanti orang Indonesia sudah bisa membela diri sendiri”.

“Kami bukan hanya mendirikan itu, ada juga Keibodan dan Seinendan yang membuat orang-orang Indonesia memiliki pengamanan sipil secara mandiri. Sesudah itu pun kami melakukan hal yang lebih lagi yaitu membuat BPUPKI”.

“Asal tahu aja ya BPUPKI waktu rapat dia merumuskan dasar negara mulai UUD sampai Pancasila dirumuskannya di BPUPKI.  BPUPKI itu  yang bikinnya siapa coba ? ya orang-orang Jepang lah. Udah dibubarin minta ganti jadi PPKI juga kami turutin tuh” kata orang Jepang.

“Teks proklamasi kalian waktu disusun di rumah siapa coba ? Kan di rumahnya Laksamana Tadashi Maeda, kan dia orang Jepang juga. Waktu kalian hampir mau memproklamirkan kemerdekaan kan Soekarno dan Hatta pergi minta izin dulu ke Jenderal Terauchi di Dalat Vietnam. Itu menunjukkan hal terkait kemerdekaan Indonesia semuanya atas izin kami, atas pemberian kami dan atas jasa kami. Kenapa sih orang Indonesia selalu mengklaim bahwa kemerdekaan mereka itu didapatkan dari jerih payah perjuangan nya sendiri ?”.

Orang Indonesia yang tadi mikir juga “oh iya juga ya”. Tapi inilah yang namanya perspektif kebanyakan diantara kita tidak terbiasa dengan perspektif orang lain. Pas kita sadar ada orang menyampaikan perspektif atau argumentasi atau pendapat kadang kita merasa “kok masuk akal juga ya”. Banyak diantara kita yang belum terbiasa dengan “kok masuk akal” itu sehingga kaget dengan pernyataan seperti ini. Tapi untuk kader – kader PMII jangan gampang langsung jadi “masuk akal juga” yang kayak tadi. Semuanya harus ditelaah lagi jangan ditelan mentah – mentah. Bahkan apa yang saya sampaikan ini harapannya kalian juga telaah lagi.

Tetapi ini belum usai ya tadi itu baru perspektif Jepang. Nah Tak lama kemudian datanglah orang Belanda ikutan nimbrung di situ. Tiba – tiba dia tempeleng itu kepala si Jepang “ngomong tuh jangan bacot doang, dari tadi ngejeplak gak jelas tak denger dari sana. Yang memerdekakan Indonesia itu bukan perjuangan rakyat Indonesia bukan juga lu wibu sipit. Yang memberikan kemerdekaan terhadap Indonesia itu adalah kami orang-orang Belanda.

PERSPEKTIF BELANDA

 Nah kita masuk perspektif orang Belanda. Sesudah berakhirnya PD II semua bangsa penjajah memberikan kebebasan pada bangsa yang dijajahnya tanpa kecuali. Semua jajahan Inggris dilepas, semua jajahan Perancis dilepas dan semua jajahan Belanda juga dilepas. Maka pertanyaannya adalah kalau sekarang Belanda mau melepas Indonesia ngapain sih  bangsa Indonesia mengklaim kemerdekaannya adalah hasil dari perjuangan bangsa sendiri.

Kan pada waktu itu bangsa-bangsa Eropa sudah sepakat di PBB karena kami sekarang tidak lagi butuh kolonialisme yang kami butuhkan sekarang adalah postkolonialisme. Contohnya saat Belanda menjajah Indonesia mendapat sekitar 600 triliun per tahun dari tanah jajahan di Indonesia, besar sekali untuk zaman itu. Tetapi zaman sekarang Singapura gak ngapa-ngapain, gak menjajah, gak mendatangkan tentara, gak membunuhi rakyat, gak bikin bangunan, gak bikin jembatan dan sebagainya dia dapat 5000 triliun dari Indonesia setiap tahun.

Jadi sekarang bukan zamannya lagi menjajah kemudian perang menghabiskan tentara dan sebagainya. Setelah PD II adalah zamannya postkolonialisme dan postimperialisme. “Hei rakyat Indonesia ngapain kalian berjuang gitu. Dengan atau tanpa kalian berjuang kami Belanda sudah mau melepaskan kalian, yang jadi masalah itu waktunya aja kapan. Kami  orang Belanda mau melepaskan kalian tapi nunggu mau balik modal dulu. Kami sudah bangun rel kereta api, sudah bangun kota, sudah bangun jembatan, jalan raya dan sebagainya. Itu kan mengeluarkan biaya yang sangat besar, mana yang kami bangun masih awet lagi sampai sekarang. Kami mau itu semua balik modal dulu, nah setelah balik modal kalian pasti akan dilepaskan”.

“Apa Buktinya ?” kata orang Indonesia.

“Buktinya waktu Indonesia Proklamasi Kemerdekaan 17-8-1945 berapa yang ikutan proklamasi ? Berapa jumlahnya ? Waktu itu sekitar 100 orang atau bahkan kurang dari itu. Terus di tahun yang sama berapa orang pribumi Indonesia yang daftar jadi tentara Belanda ? Sekitar 65.000 orang. Itu menunjukkan bahwa orang-orang Indonesia pada waktu itu masih seneng sama Belanda dan tahu bahwa Belanda sebentar lagi akan memberikan kemerdekaan pada Indonesia. Tapi itu di dunia militer.”

“Di dunia sipil itu kita mengetahui setelah tahun 1945 ada setidaknya enam negara boneka Belanda di Indonesia. Sebenarnya istilah Negara Boneka dicap oleh orang Indonesia zaman now habis kemerdekaan aja.  Tapi pada waktu itu mereka adalah negara-negara yang memang dibentuk atas kerjasama orang Indonesia alias orang lokal disana dengan orang Belanda. Nah ini lagi-lagi menunjukkan bahwa legitimasi kekuasaan orang Belanda pada waktu itu masih sangat diakui”.

“Sipil udah jelas pro terhadap Belanda, militer pro juga terhadap Belanda. Sekarang dunia internasional. Waktu itu negara mana yang pertama mengakui kedaulatan Indonesia ? Jawabannya Mesir. Tahun kapan itu ? Tahun 1947. Artinya sejak tahun 1945 - 1946 tidak ada satupun negara yang mengakui kedaulatan Indonesia. Mereka semua mengakui Belanda dan tahun 1947 pun okelah ada satu yaitu Mesir. Tapi ya satu itu doang gak ada yang lain. Terus kenapa masih aja mengklaim bahwa Indonesia itu merdeka karena perjuangan sendiri ? Dimana itu faktanya ?” kata orang Belanda.

“Justru yang harus digaris bawahi adalah sebenarnya kami memang berhak dan masih layak serta masih dipercaya dalam negeri dan luar negeri untuk menjajah Indonesia. Cuman masalahnya Indonesia itu ribut terus, perang-perangan terus, habis-habisan pertumpahan darah dimana-mana. Kami ngerasa kasihan, PBB juga menekan terus. Kami juga merasa bersalah terlalu banyak membunuhi orang Indonesia yang nggak bisa menang kalau perang lawan kami. Ya udah kalau gitu kami lepaskan aja tahun 1949. Jadi apa alasan kemerdekaan Indonesia ? Karena kami orang Belanda kasihan sama orang Indonesia. Kalau memang mau perang beneran hayo kapan ? Terus dimana kami orang Belanda pernah dikalahkan sama orang Indonesia ? Kan gak pernah tuh”.

PERSPEKTIF AMERIKA

Di obrolan itu datang lagi satu bule orang Amerika Serikat. Langsung ditempeleng orang Belanda terus nempeleng juga orang Jepang. “Dari tadi ngomong ngebacot terus nggak jelas nih berdua ngibul kesana kesini aja. Yang memberikan kemerdekaan pada orang-orang Indonesia itu kami orang Amerika Serikat bukan Jepang bukan juga Belanda”.

“Eh Jepang situ selama ini ngaku - ngaku bahwa Indonesia dimerdekakan sama kamu, dimerdekakan kayak gimana ? Kalau bener dimerdekakan sama Jepang secara sengaja terus ngapain itu Laksamana Maeda dipenjara pas pulang kampung gara-gara membantu Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Itu menunjukkan sesungguhnya orang Jepang kalaupun ada yang mendukung Indonesia ya gara – gara gak sengaja aja. Karena ada faksi- faksi pada militer Jepang di Indonesia. Ada yang simpati ada yang gak simpati udah gitu doang. Karena apa ? Ya gara - gara orang Jepangnya udah dihabisi sama kami sekutu dan Amerika Serikat. Karena pimpinannya sudah kami tangkap jadi tentara-tentara nya gak punya inisiatif. Akhirnya mereka ambil inisiatif secara acak dan ada yang mendukung Indonesia. Maka dukungan orang Jepang terhadap kemerdekaan Indonesia hanya terjadi karena ketidaksengajaan bukan karena sengaja”.

“Dan orang Belanda situ tuh yang lebih belagu lagi. Dengerin ya kalaupun situ ngaku - ngaku memerdekakan Indonesia. Yang nekan situ siapa coba waktu itu”. “Saya jelasin sedikit ya” kata orang Amerika. “Tahun 1945 kami gak peduli sama Indonesia, kami pedulinya sama Soviet karena saat PD II usai hasilnya masih semifinal. Karena kami sudah mengalahkan blok poros tapi belum bisa menghabisi komunisme. Bahkan komunisme malah menjadi semakin kuat dan banyak cabangnya di seluruh dunia. Kami takut dan panik karena Soviet adalah satu-satunya pihak yang bisa mengimbangi kami secara militer dan kekuatan diplomasi kata Amerika Serikat”.

“Nah jadi Indonesia itu gak pernah kami hiraukan. Tapi kami mulai panik dan mulai ketakutan karena komunisme semakin menyebar di Asia. Udah ada Soviet tambah lagi China kemudian masuk ke negara-negara di Asia Tenggara. Tambah panik lagi ketika pada tahun 1948 gara-gara si bahlul ini nunjuk ke Belanda ada pemberontakan PKI Madiun. Kami takut dan panik makanya tiap malam kami selalu tahajud dan berdoa kepada Tuhan agar Indonesia jangan sampai jatuh ke tangan komunis. Itu sudah ada PKI Madiun di Indonesia aduh. Tapi syukur Alhamdulillah kata orang Amerika Serikat. Orang Indonesia dari Divisi Siliwangi  menghabisi para komunis. Maka kami sadar bahwa Indonesia adalah sahabat dan teman kami. Amerika selalu berjuang untuk menghabisi orang-orang komunis dan ternyata Indonesia pun melakukan hal yang sama seperti”.

“Siapapun yang jadi musuh komunis adalah sahabat dekat kami” kata orang Amerika Serikat. “Nah sejak saat itulah kami berinisiatif untuk mendukung kemerdekaan Indonesia. Kami memiliki satu-satunya kartu As yang bisa membuat Indonesia benar-benar merdeka dan diakui oleh dunia secara umum. Jadi ingat nih ya Belanda dengerin baik - baik. Waktu beres PD II kamu itu habis, kamu itu kalah di Indonesia dan kamu diinjak-injak sama orang Jepang. Di Eropa sendiri kamu digangbang sama Hitler sampai sekarat sampai hampir mati. Kamu bobok disembarang tempat gara – gara semua udahp pada hancur. Nah kamu miskin terus minta tolong ke saya Amerika Serikat bantuan Marshall Plan”.

“Boro-boro kamu bisa memerdekakan Indonesia orang kamu aja Linggarjati perjanjiannya harus kamu langgar hanya demi mendapatkan minyak dan sumber daya alam dari Jawa Barat dan Sumatera Timur. Itu menunjukkan kamu gak punya apa-apa waktu itu. Boro-boro memerdekakan Indonesia kamu bisa bangkit aja ekonominya mustahil pada waktu itu tanpa bantuan saya. Maka saya memberikan Marshall Plan ke kamu. Tapi ketika orang Indonesia sudah mengklaim dirinya anti-komunis, saya mendukung Indonesia dan di PBB saya serukan kemerdekaan untuk Indonesia. Saya memaksa seluruh orang Eropa, seluruh orang Asia, seluruh orang Afrika untuk mengakui kedaulatan Indonesia. Dan orang Belanda kamu kan dulu saya ancam kalau Belanda tidak memerdekakan Indonesia maka Marshall Plan dicabut. Dan kalau Marshall Plan dicabut kamu gak bisa apa apa artinya kemerdekaan Indonesia itu gara - gara negara saya. Kok kalian berani-beraninya mengklaim sih”.

Terus orang Indonesia yang dari tadi dicuekin akhirnya ngomong juga. “Heh Amerika banyak bacot lu dari dulu sampai sekarang, kerjaannya bacot mulu terus klaim sana-sini .Situ bisanya cuman intervensi doang, Kenyataannya adalah mau perjuangan kami gagal atau berhasil kamilah yang berjuang. Misalkan klaim bahwa Jepang berusaha untuk memerdekakan Indonesia betul sebagian faksinya saja dan itu juga secara tidak sengaja. Tapi bagaimanapun yang kami lakukan adalah berjuang, orang Jepang nih cuman bisa mengklaim bahwa mereka itu berjasa. Tetapi kalian sama sekali tidak bisa mengklaim bahwa perjuangan kemerdekaan Indonesia untuk mencapai kemerdekaan itu tidak ada”.

“Dan orang Belanda ini lebih cupu lagi” kata orang Indonesia. “Kamu tuh menyatakan bahwa kami akan melepaskan Indonesia blablablablabla bacot. Kamu tuh kalah dalam perundingan Meja Bundar dan karena itulah kalian terpaksa mengakui kedaulatan Indonesia. Kenapa di Meja Bundar kalian bisa kalah ? Itu gara-gara Serangan Umum 1 Maret meyakinkan pada dunia bawah kami orang Indonesia masih ada dan bisa melawan kalian semua. Pikirannya kan seperti itu jadi mau kerangkanya bagaimana mau kerangkanya begini dan begitu dan seterusnya perang itu terjadi di Indonesia atas dasar Indonesia. Orang Amerika Serikat mengklaim bahwa mereka telah membebaskan Indonesia itu kan gara-gara peristiwa Madiun. Peristiwa Madiun itu perjuangan kami juga orang-orang Indonesia”.

“Kalian tuh berkontribusi doang, kalian tuh berjasa doang tetapi yang memerdekakan Indonesia tetaplah kami orang Indonesia yang habis-habisan memerah keringat dan darah kami untuk kemerdekaan Bangsa yang sekarang kami nikmati. Sekarang kalian jangan mengklaim semuanya”. Nah itu kan  kata orang Indonesianya ya.

Sekali lagi biasakanlah untuk menerima perspektif orang lain karena betapapun pendapat orang lain itu mungkin saja salah tetapi kita bisa memahami kenapa dia itu menjadi salah. Dan kalau kita sudah menjadi seperti itu maka potensi konflik itu akan menjadi berkurang. Ngomong-ngomong soal perdebatan mana diantara mereka yang benar sebenarnya itu adalah perdebatan yang sudah tidak relevan karena itu semua sudah terjadi lama sekali .

Yang seharusnya kita pikirkan itu adalah bagaimana cara mengisi kemerdekaan. Visi misi Indonesia merdeka adalah memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, melaksanakan ketertiban dunia dan mencapai perdamaian abadi serta keadilan sosial. Itulah visi misi kita, sekarang kita sudah merdeka, mari kita tinggal jalankan visi itu. Mari kita bersemangat, mari kita bergerak untuk mencapai visi itu. Tunjukkan kepada dunia bahwa kita tidak hanya soal berdebat, soal berjuang atau kejayaan di masa lalu. Tunjukkan bahwa di masa depan pun kita bisa memiliki kontribusi yang luar biasa terhadap perdamaian dan ketertiban dunia.

Previous Post
Next Post

Penyuka Korea yang lagi berjuang meraih mimpi

0 comments:

Silahkan Bacot