Materi ini saya ambil dari beberapa sumber Guru Gembul
PROLOG
Indonesia menyatakan Kemerdekaan
tanggal 17 Agustus 1945 yang adalah klaim dan kemudian menjadi sebuah
perspektif umum yang dimiliki dan diyakini oleh seluruh rakyat Indonesia
termasuk kita disini.
Tetapi apakah sahabat
tidak sadar bahwa sesungguhnya perspektif tentang ini bukan hanya dimiliki oleh
orang Indonesia yang didasarkan pada klaim tersebut tetapi juga dimiliki oleh
bangsa dan negara lain juga.
Sekarang tanpa mengurangi rasa patriotisme kita tanpa mengurangi semangat nasionalisme. Kita akan mencoba meneropong perspektif yang dimiliki oleh negara-negara lain tentang kemerdekaan Indonesia. Kita akan berbicara tentang perspektif Jepang, Belanda, Amerika Serikat dan tentu saja Indonesia.
PERSPEKTIF JEPANG
Mari kita gunakan
IMAJINASI pada diskusi kali ini. Suatu ketika ada seorang Indonesia yang sedang
meresapi dan merayakan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia. Dia sedang
euforia dan senang sampai tiba-tiba datanglah orang Jepang ke situ. Orang
Jepang itu datang marah-marah ke orang Indonesia “Heh ngapain sih merayakan
hari kemerdekaan Indonesia, kan bukan situ yang berjuang. Sekalinya berjuang
kan nggak pernah berhasil. Ngapain merayakan hari kemerdekaan yang bukan
dihasilkan oleh perjuangan kamu sendiri.”
“Lho kok bisa gitu” ?
kata orang Indonesia
Iya sahabat karena dalam
perspektif Jepang kemerdekaan Indonesia itu bukan didapatkan dari perjuangan
rakyat Indonesia tetapi diberikan oleh orang-orang Jepang. “Lah kok gitu sih” ?
protes orang Indonesia.
Iya dengerin dulu ini
perspektif orang Jepang kata seorang Jepang.
“Begini ya Indonesia konon
katanya dijajah 350 tahun oleh Belanda dan sepanjang waktu itu tidak ada
satupun kerajaan yang mampu mengalahkan Belanda. Lalu tidak ada satupun
pemimpin Indonesia waktu itu yang menang perang melawan Belanda. Karena itu pahlawan
nasional yang selalu berderet di kelas - kelas itu gak ada satupun dari mereka
yang pernah berhasil mengalahkan Belanda. Terus kok berani-beraninya kalian
mengklaim kemenangan, berani-beraninya kalian mengklaim kemerdekaan. Kalian kan
gak pernah menang melawan Belanda. Pada akhirnya yang membuat Indonesia bisa
lepas dari penjajahan Belanda itu adalah kami orang Jepang. Kalian 350 tahun
berjuang melawan Belanda enggak pernah beres. Kami datang tahun 1942 dan dalam
waktu dua bulan sudah hangus Belanda semuanya. Habis itu kami juga memberikan
banyak kebebasan kepada kalian semua orang Indonesia.”
Jadi perspektifnya orang
Jepang seperti itu
“Loh kok gitu sih” protes
orang Indonesia. “Lah emang gitu kenyataannya” kata orang Jepang. “Ingat lagi
ya waktu kami Jepang berkuasa di Indonesia kami bikin Heiho bikin PETA. Itu adalah
pasukan militer semua. Kami oorang Jepang yang mengajarkan bagaimana perang
modern kepada orang Indonesia, sehingga saat kami hengkang nanti orang
Indonesia sudah bisa membela diri sendiri”.
“Kami bukan hanya
mendirikan itu, ada juga Keibodan dan Seinendan yang membuat orang-orang
Indonesia memiliki pengamanan sipil secara mandiri. Sesudah itu pun kami
melakukan hal yang lebih lagi yaitu membuat BPUPKI”.
“Asal tahu aja ya BPUPKI waktu
rapat dia merumuskan dasar negara mulai UUD sampai Pancasila dirumuskannya di
BPUPKI. BPUPKI itu yang bikinnya siapa coba ? ya orang-orang
Jepang lah. Udah dibubarin minta ganti jadi PPKI juga kami turutin tuh” kata
orang Jepang.
“Teks proklamasi kalian
waktu disusun di rumah siapa coba ? Kan di rumahnya Laksamana Tadashi Maeda, kan
dia orang Jepang juga. Waktu kalian hampir mau memproklamirkan kemerdekaan kan
Soekarno dan Hatta pergi minta izin dulu ke Jenderal Terauchi di Dalat Vietnam.
Itu menunjukkan hal terkait kemerdekaan Indonesia semuanya atas izin kami, atas
pemberian kami dan atas jasa kami. Kenapa sih orang Indonesia selalu mengklaim
bahwa kemerdekaan mereka itu didapatkan dari jerih payah perjuangan nya sendiri
?”.
Orang Indonesia yang tadi
mikir juga “oh iya juga ya”. Tapi inilah yang namanya perspektif kebanyakan diantara
kita tidak terbiasa dengan perspektif orang lain. Pas kita sadar ada orang
menyampaikan perspektif atau argumentasi atau pendapat kadang kita merasa “kok
masuk akal juga ya”. Banyak diantara kita yang belum terbiasa dengan “kok masuk
akal” itu sehingga kaget dengan pernyataan seperti ini. Tapi untuk kader –
kader PMII jangan gampang langsung jadi “masuk akal juga” yang kayak tadi.
Semuanya harus ditelaah lagi jangan ditelan mentah – mentah. Bahkan apa yang
saya sampaikan ini harapannya kalian juga telaah lagi.
Tetapi ini belum usai ya
tadi itu baru perspektif Jepang. Nah Tak lama kemudian datanglah orang Belanda
ikutan nimbrung di situ. Tiba – tiba dia tempeleng itu kepala si Jepang “ngomong
tuh jangan bacot doang, dari tadi ngejeplak gak jelas tak denger dari sana. Yang
memerdekakan Indonesia itu bukan perjuangan rakyat Indonesia bukan juga lu wibu
sipit. Yang memberikan kemerdekaan terhadap Indonesia itu adalah kami
orang-orang Belanda.
PERSPEKTIF BELANDA
Nah kita masuk perspektif orang Belanda.
Sesudah berakhirnya PD II semua bangsa penjajah memberikan kebebasan pada bangsa
yang dijajahnya tanpa kecuali. Semua jajahan Inggris dilepas, semua jajahan
Perancis dilepas dan semua jajahan Belanda juga dilepas. Maka pertanyaannya
adalah kalau sekarang Belanda mau melepas Indonesia ngapain sih bangsa Indonesia mengklaim kemerdekaannya adalah
hasil dari perjuangan bangsa sendiri.
Kan pada waktu itu
bangsa-bangsa Eropa sudah sepakat di PBB karena kami sekarang tidak lagi butuh
kolonialisme yang kami butuhkan sekarang adalah postkolonialisme. Contohnya saat
Belanda menjajah Indonesia mendapat sekitar 600 triliun per tahun dari tanah
jajahan di Indonesia, besar sekali untuk zaman itu. Tetapi zaman sekarang Singapura
gak ngapa-ngapain, gak menjajah, gak mendatangkan tentara, gak membunuhi
rakyat, gak bikin bangunan, gak bikin jembatan dan sebagainya dia dapat 5000
triliun dari Indonesia setiap tahun.
Jadi sekarang bukan zamannya
lagi menjajah kemudian perang menghabiskan tentara dan sebagainya. Setelah PD
II adalah zamannya postkolonialisme dan postimperialisme. “Hei rakyat Indonesia
ngapain kalian berjuang gitu. Dengan atau tanpa kalian berjuang kami Belanda sudah
mau melepaskan kalian, yang jadi masalah itu waktunya aja kapan. Kami orang Belanda mau melepaskan kalian tapi
nunggu mau balik modal dulu. Kami sudah bangun rel kereta api, sudah bangun
kota, sudah bangun jembatan, jalan raya dan sebagainya. Itu kan mengeluarkan
biaya yang sangat besar, mana yang kami bangun masih awet lagi sampai sekarang.
Kami mau itu semua balik modal dulu, nah setelah balik modal kalian pasti akan
dilepaskan”.
“Apa Buktinya ?” kata
orang Indonesia.
“Buktinya waktu Indonesia
Proklamasi Kemerdekaan 17-8-1945 berapa yang ikutan proklamasi ? Berapa
jumlahnya ? Waktu itu sekitar 100 orang atau bahkan kurang dari itu. Terus di
tahun yang sama berapa orang pribumi Indonesia yang daftar jadi tentara Belanda
? Sekitar 65.000 orang. Itu menunjukkan bahwa orang-orang Indonesia pada waktu
itu masih seneng sama Belanda dan tahu bahwa Belanda sebentar lagi akan
memberikan kemerdekaan pada Indonesia. Tapi itu di dunia militer.”
“Di dunia sipil itu kita
mengetahui setelah tahun 1945 ada setidaknya enam negara boneka Belanda di
Indonesia. Sebenarnya istilah Negara Boneka dicap oleh orang Indonesia zaman
now habis kemerdekaan aja. Tapi pada
waktu itu mereka adalah negara-negara yang memang dibentuk atas kerjasama orang
Indonesia alias orang lokal disana dengan orang Belanda. Nah ini lagi-lagi
menunjukkan bahwa legitimasi kekuasaan orang Belanda pada waktu itu masih
sangat diakui”.
“Sipil udah jelas pro
terhadap Belanda, militer pro juga terhadap Belanda. Sekarang dunia
internasional. Waktu itu negara mana yang pertama mengakui kedaulatan Indonesia
? Jawabannya Mesir. Tahun kapan itu ? Tahun 1947. Artinya sejak tahun 1945 - 1946
tidak ada satupun negara yang mengakui kedaulatan Indonesia. Mereka semua
mengakui Belanda dan tahun 1947 pun okelah ada satu yaitu Mesir. Tapi ya satu itu
doang gak ada yang lain. Terus kenapa masih aja mengklaim bahwa Indonesia itu
merdeka karena perjuangan sendiri ? Dimana itu faktanya ?” kata orang Belanda.
“Justru yang harus
digaris bawahi adalah sebenarnya kami memang berhak dan masih layak serta masih
dipercaya dalam negeri dan luar negeri untuk menjajah Indonesia. Cuman
masalahnya Indonesia itu ribut terus, perang-perangan terus, habis-habisan
pertumpahan darah dimana-mana. Kami ngerasa kasihan, PBB juga menekan terus. Kami
juga merasa bersalah terlalu banyak membunuhi orang Indonesia yang nggak bisa
menang kalau perang lawan kami. Ya udah kalau gitu kami lepaskan aja tahun 1949.
Jadi apa alasan kemerdekaan Indonesia ? Karena kami orang Belanda kasihan sama
orang Indonesia. Kalau memang mau perang beneran hayo kapan ? Terus dimana kami
orang Belanda pernah dikalahkan sama orang Indonesia ? Kan gak pernah tuh”.
PERSPEKTIF AMERIKA
Di obrolan itu datang
lagi satu bule orang Amerika Serikat. Langsung ditempeleng orang Belanda terus nempeleng
juga orang Jepang. “Dari tadi ngomong ngebacot terus nggak jelas nih berdua ngibul
kesana kesini aja. Yang memberikan kemerdekaan pada orang-orang Indonesia itu
kami orang Amerika Serikat bukan Jepang bukan juga Belanda”.
“Eh Jepang situ selama
ini ngaku - ngaku bahwa Indonesia dimerdekakan sama kamu, dimerdekakan kayak
gimana ? Kalau bener dimerdekakan sama Jepang secara sengaja terus ngapain itu
Laksamana Maeda dipenjara pas pulang kampung gara-gara membantu Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia. Itu menunjukkan sesungguhnya orang Jepang kalaupun ada
yang mendukung Indonesia ya gara – gara gak sengaja aja. Karena ada faksi-
faksi pada militer Jepang di Indonesia. Ada yang simpati ada yang gak simpati
udah gitu doang. Karena apa ? Ya gara - gara orang Jepangnya udah dihabisi sama
kami sekutu dan Amerika Serikat. Karena pimpinannya sudah kami tangkap jadi tentara-tentara
nya gak punya inisiatif. Akhirnya mereka ambil inisiatif secara acak dan ada
yang mendukung Indonesia. Maka dukungan orang Jepang terhadap kemerdekaan
Indonesia hanya terjadi karena ketidaksengajaan bukan karena sengaja”.
“Dan orang Belanda situ
tuh yang lebih belagu lagi. Dengerin ya kalaupun situ ngaku - ngaku memerdekakan
Indonesia. Yang nekan situ siapa coba waktu itu”. “Saya jelasin sedikit ya”
kata orang Amerika. “Tahun 1945 kami gak peduli sama Indonesia, kami pedulinya
sama Soviet karena saat PD II usai hasilnya masih semifinal. Karena kami sudah
mengalahkan blok poros tapi belum bisa menghabisi komunisme. Bahkan komunisme
malah menjadi semakin kuat dan banyak cabangnya di seluruh dunia. Kami takut
dan panik karena Soviet adalah satu-satunya pihak yang bisa mengimbangi kami
secara militer dan kekuatan diplomasi kata Amerika Serikat”.
“Nah jadi Indonesia itu
gak pernah kami hiraukan. Tapi kami mulai panik dan mulai ketakutan karena
komunisme semakin menyebar di Asia. Udah ada Soviet tambah lagi China kemudian masuk
ke negara-negara di Asia Tenggara. Tambah panik lagi ketika pada tahun 1948 gara-gara
si bahlul ini nunjuk ke Belanda ada pemberontakan PKI Madiun. Kami takut dan panik
makanya tiap malam kami selalu tahajud dan berdoa kepada Tuhan agar Indonesia
jangan sampai jatuh ke tangan komunis. Itu sudah ada PKI Madiun di Indonesia
aduh. Tapi syukur Alhamdulillah kata orang Amerika Serikat. Orang Indonesia dari
Divisi Siliwangi menghabisi para
komunis. Maka kami sadar bahwa Indonesia adalah sahabat dan teman kami. Amerika
selalu berjuang untuk menghabisi orang-orang komunis dan ternyata Indonesia pun
melakukan hal yang sama seperti”.
“Siapapun yang jadi musuh
komunis adalah sahabat dekat kami” kata orang Amerika Serikat. “Nah sejak saat
itulah kami berinisiatif untuk mendukung kemerdekaan Indonesia. Kami memiliki
satu-satunya kartu As yang bisa membuat Indonesia benar-benar merdeka dan diakui
oleh dunia secara umum. Jadi ingat nih ya Belanda dengerin baik - baik. Waktu
beres PD II kamu itu habis, kamu itu kalah di Indonesia dan kamu diinjak-injak
sama orang Jepang. Di Eropa sendiri kamu digangbang sama Hitler sampai sekarat
sampai hampir mati. Kamu bobok disembarang tempat gara – gara semua udahp pada
hancur. Nah kamu miskin terus minta tolong ke saya Amerika Serikat bantuan
Marshall Plan”.
“Boro-boro kamu bisa
memerdekakan Indonesia orang kamu aja Linggarjati perjanjiannya harus kamu
langgar hanya demi mendapatkan minyak dan sumber daya alam dari Jawa Barat dan
Sumatera Timur. Itu menunjukkan kamu gak punya apa-apa waktu itu. Boro-boro
memerdekakan Indonesia kamu bisa bangkit aja ekonominya mustahil pada waktu itu
tanpa bantuan saya. Maka saya memberikan Marshall Plan ke kamu. Tapi ketika orang
Indonesia sudah mengklaim dirinya anti-komunis, saya mendukung Indonesia dan di
PBB saya serukan kemerdekaan untuk Indonesia. Saya memaksa seluruh orang Eropa,
seluruh orang Asia, seluruh orang Afrika untuk mengakui kedaulatan Indonesia.
Dan orang Belanda kamu kan dulu saya ancam kalau Belanda tidak memerdekakan
Indonesia maka Marshall Plan dicabut. Dan kalau Marshall Plan dicabut kamu gak
bisa apa apa artinya kemerdekaan Indonesia itu gara - gara negara saya. Kok kalian
berani-beraninya mengklaim sih”.
Terus orang Indonesia
yang dari tadi dicuekin akhirnya ngomong juga. “Heh Amerika banyak bacot lu dari
dulu sampai sekarang, kerjaannya bacot mulu terus klaim sana-sini .Situ bisanya
cuman intervensi doang, Kenyataannya adalah mau perjuangan kami gagal atau
berhasil kamilah yang berjuang. Misalkan klaim bahwa Jepang berusaha untuk
memerdekakan Indonesia betul sebagian faksinya saja dan itu juga secara tidak
sengaja. Tapi bagaimanapun yang kami lakukan adalah berjuang, orang Jepang nih
cuman bisa mengklaim bahwa mereka itu berjasa. Tetapi kalian sama sekali tidak
bisa mengklaim bahwa perjuangan kemerdekaan Indonesia untuk mencapai
kemerdekaan itu tidak ada”.
“Dan orang Belanda ini
lebih cupu lagi” kata orang Indonesia. “Kamu tuh menyatakan bahwa kami akan
melepaskan Indonesia blablablablabla bacot. Kamu tuh kalah dalam perundingan
Meja Bundar dan karena itulah kalian terpaksa mengakui kedaulatan Indonesia.
Kenapa di Meja Bundar kalian bisa kalah ? Itu gara-gara Serangan Umum 1 Maret
meyakinkan pada dunia bawah kami orang Indonesia masih ada dan bisa melawan
kalian semua. Pikirannya kan seperti itu jadi mau kerangkanya bagaimana mau
kerangkanya begini dan begitu dan seterusnya perang itu terjadi di Indonesia
atas dasar Indonesia. Orang Amerika Serikat mengklaim bahwa mereka telah
membebaskan Indonesia itu kan gara-gara peristiwa Madiun. Peristiwa Madiun itu
perjuangan kami juga orang-orang Indonesia”.
“Kalian tuh berkontribusi
doang, kalian tuh berjasa doang tetapi yang memerdekakan Indonesia tetaplah
kami orang Indonesia yang habis-habisan memerah keringat dan darah kami untuk
kemerdekaan Bangsa yang sekarang kami nikmati. Sekarang kalian jangan mengklaim
semuanya”. Nah itu kan kata orang
Indonesianya ya.
Sekali lagi biasakanlah
untuk menerima perspektif orang lain karena betapapun pendapat orang lain itu
mungkin saja salah tetapi kita bisa memahami kenapa dia itu menjadi salah. Dan
kalau kita sudah menjadi seperti itu maka potensi konflik itu akan menjadi
berkurang. Ngomong-ngomong soal perdebatan mana diantara mereka yang benar
sebenarnya itu adalah perdebatan yang sudah tidak relevan karena itu semua
sudah terjadi lama sekali .
Yang seharusnya kita
pikirkan itu adalah bagaimana cara mengisi kemerdekaan. Visi misi Indonesia
merdeka adalah memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, melaksanakan
ketertiban dunia dan mencapai perdamaian abadi serta keadilan sosial. Itulah
visi misi kita, sekarang kita sudah merdeka, mari kita tinggal jalankan visi
itu. Mari kita bersemangat, mari kita bergerak untuk mencapai visi itu. Tunjukkan
kepada dunia bahwa kita tidak hanya soal berdebat, soal berjuang atau kejayaan di
masa lalu. Tunjukkan bahwa di masa depan pun kita bisa memiliki kontribusi yang
luar biasa terhadap perdamaian dan ketertiban dunia.
0 comments:
Silahkan Bacot