Monday, February 13, 2023

Catatan (7) Satu Abad Nahdlatul Ulama

 



                Tanggal 7 Februari kemarin dilaksanakan resepsi peringatan 1 abad Nahdlatul Ulama yang dilaksanakan di Sidoarjo tepatnya di Stadion Gelora Delta Sidoarjo. Menurut panitia total lebih dari 5 juta peserta yang hadir untuk mengikuti keseluruhan kegiatan tersebut. Rangkaian kegiatannya sudah mulai dilaksanakan sejak akhir tahun kemarin dan puncaknya adalah pada tanggal 7 Februari kemarin.

            Bagi siapa pun yang mengidentifikasi diri sebagai bagian dari nahdiyin jelas sangat excited mengikuti kegiatan ini. Ini adalah acara sekali seumur hidup bagi jutaan peserta yang hadir di Sidoarjo karena tidak akan mungkin dapat merasakan peringatan 2 abad nanti. Sehingga kegiatan tanggal 7 Februari kemarin adalah sesuatu yang sangat spesial sekali.

            Aku bukanlah orang yang mengenal Nahdlatul Ulama atau biasa kita sebut NU sejak muda dulu. Secara teknis aku mengenal dan belajar terkait NU baru dimulai 7 tahun lalu saat aku berkuliah di Surabaya. Saat awal berkuliah sebagai seorang anak ingusan yang baru lulus SMA jelas ada ambisi untuk tidak hanya sukses akademis di perkuliahan tetapi juga sukses dalam pembelajaran eksternal dalam hal ini melalui organisasi. Kebetulan saat itu aku diperkenalkan dengan organisasi PMII atau Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia. Melalui PMII itulah awal mula perkenalanku dengan NU.

            Aku juga bukanlah kalangan NU struktural karena secara teknis orang tuaku adalah fungsionaris dan pengurus organisasi Muhammadiyah di daerah asalku. Walaupun almarhum Bapakku tumbuh besar di Banyuwangi yang kental dengan tradisi NU, namun saat berkuliah di Universitas Muhammadiyah Malang beliau mulai berkecimpung dan akhirnya menjadi fungsionaris dari organisasi Muhammadiyah itu sendiri. Itulah yang menjadikan keluargaku di awal lebih lekat dengan tradisi dan ritus dari Muhammadiyah.

            Namun orang tuaku bukanlah orang yang kolot dan memaksakan kehendak. Beliau saat tahu diriku bergabung dengan PMII dan menjadi simpatisan NU tidak pernah marah atau memprotes pilihanku. Kami tetap harmonis walaupun ada perbedaan ritus dan pandangan karena berbeda organisasi. Bahkan adekku akhirnya mondok di Pondok Pesantren Amanatul Ummah di Pacet, Mojokerto yang notabene adalah salah satu pondok modern Nahdlatul Ulama. Menurut beliau mau itu NU maupun Muhammadiyah tidak masalah yang paling penting dan utama ya jangan lupakan ibadah kepada Allah SWT. Percuma dong mengaku si paling NU atau Muhammadiyah kalau ternyata justru malah melupakan hakikat utama kita untuk beribadah kepada Allah SWT dan malah mengedepankan kepentingan dunia.

            Satu hal lagi yang patut disyukuri dari mengenal NU adalah sudah 2 tahun almarhum Bapakku meninggal dunia tapi aku dan adikku bahkan Ibuku masih rutin mengirimkan bacaan yasin dan tahlil untuk beliau. Jadi walaupun beliau pengurus Muhammadiyah tapi masih tetap mendapat barokah bacaan yasin dan tahlil dari warga NU hehehe.

            Menjemput abad kedua ini semakin banyak tantangan yang akan dihadapi organisasi ini. Tahun depan adalah tahun politik sehingga banyak kelompok lain jelas berkepentingan untuk menarik NU ke dalam persaingan politik utamanya sebagai basis suara. Mulai dari partai – partai yang mengidentifikasi diri sebagai satu kesatuan dengan NU sampai tokoh – tokoh besar yang entah bagaimana langsung jadi anggota salah satu banom dan promosi diri kesana kemari membawa nama NU. Sikap yang dipilih pengurus PBNU saat ini cukup baik untuk tidak terlibat politik praktis dan fokus pada pengembangan organisasi utamanya bidang pendidikan dan SDM kader. Namun pastinya menuju 2024 sebagai basis masa yang besar pasti ada saja pihak yang nantinya menarik NU atau setidaknya mengklaim diri sebagai pihak yang mewakili suara NU.

            Sebagai bagian dari NU kultural dan kebentulan juga ikut di struktural walaupun saat ini ditinggal merantau, besar harapanku bahwa NU dapat mentraformasikan institusi pendidikan dan kesehatannya menjadi lebih modern dan dapat bersaing. Sehingga di era yang penuh persaingan ini NU dapat terus mengikuti perkembangan zaman ke depannya dan memberikan kontribusi yang lebih lagi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Selamat Memperingati Harlah 1 Abad NU 2023/1444 Hijriah “Mendigdayakan Nahdlatul Ulama Menjemput Abad Kedua Menuju Kebangkitan Baru”.

Previous Post
Next Post

Penyuka Korea yang lagi berjuang meraih mimpi

0 comments:

Silahkan Bacot