Thursday, February 16, 2023

Catatan (9) Jenis Kaderisasi PMII

 


        Apa yang kutuliskan disini adalah materi saat aku mengisi kegiatan Sekolah Kaderisasi yang diadakan oleh PMII Komisariat Bela Negara UPN “Veteran” Jawa Timur. Kuunggah disini agar lebih banyak lagi orang yang bisa membaca dan mengetahuinya. Isinya menyesuaikan pengalaman pribadiku dalam kegiatan kaderisasi serta menyesuaikan keadaan dan kearifan lokal

            PMII Komisariat Bela Negara adalah organisasi pengkaderan yang berfokus untuk membentuk kader menjadi insan yang loyal dan berintelektualitas. Dalam prosesnya ada jenis – jenis kaderisasi yang perlu dilakukan untuk meraih tujuan tersebut. Aku sendiri mengelompokkan kaderisasi tersebut menjadi tiga jenis. Pertama kaderisasi formal yang dilakukan dengan kegiatan resmi, wajib untuk dilaksanakan oleh seluruh komisariat PMII di Indonesia dan ada unsur pembaiatan di dalam kegiatannya. Lalu yang kedua ada kaderisasi non formal yang dilakukan dengan kegiatan – kegiatan yang tidak resmi namun wajib dan penting untuk membentuk loyalitas dan intelektualitas. Serta yang terakhir adalah kaderisasi informal yang dilakukan dengan kegiatan resmi namun tidak wajib dilakukan karena menyesuaikan kebutuhan masing – masing komisariat dan tidak ada unsur baiat didalamnya.

            Kaderisasi formal dalam kasus Komisariat Bela Negara selama ini berfokus pada tiga kegiatan yaitu MAPABA (Masa Penerimaan Anggota Baru), PKD (Pelatihan Kader Dasar) dan PKL (Pelatihan Kader Lanjutan). Diluar ketiga kegiatan itu masih ada PKN (Pelatihan Kader Nasional) namun dalam konteks Komisariat aku tidak memasukkan ini karena aku sendiri belum pernah mengikuti kegiatan itu hehehe.

            Dalam pemahamanku setelah berproses di PMII selama ini MAPABA adalah gerbang awal dimana kita sebagai pengurus entah di tingkat fakultas (rayon) maupun universitas (komisariat) membuat mahasiswa – mahasiswa baru yang tadinya awam dengan PMII menjadi tahu tentang PMII yang sebenarnya. Hasilnya mereka akan secara resmi menjadi anggota PMII. Lalu ditahapan selanjutnya anggota yang serius dalam berproses di PMII akan mengikuti kegiatan kaderisasi formal berikutnya yaitu PKD untuk membentuk mereka menjadi kader yang berani dan bertanggung jawab. Setelah mengikuti PKD ini maka anggota tadi sudah resmi menjadi kader PMII. Kader yang punya keinginan berproses di rayon, komisariat ataupun organisasi internal lain di kampus sebisa mungkin harus sudah mengikuti kegiatan PKD mengingat beratnya tanggung jawab ke depan yang akan diembannya. Terakhir bagi mereka yang berminat dapat didorong untuk mengikuti PKL sehingga nantinya siap tempur dan diterjunkan ke berbagai bidang utamanya bagi yang akan melanjutkan untuk berproses ke cabang.

            Kaderisasi formal itu penting namun menurutku ada proses yang lebih penting lagi dalam membentuk loyalitas dan intelektualitas kader. Proses tersebut adalah kegiatan kaderisasi nonformal. Di Komisariat Bela Negara ada beberapa kegiatan yang dapat dikategorikan dalam kaderisasi nonformal. Kegiatan itu adalah kajian rutin, ngopi, diskusi/acara, silaturahmi dan refreshing.

            Kajian rutin adalah kegiatan dimana kita mengkaji berbagai macam isu dalam suatu kegiatan dengan mengundang pemateri yang kompeten sesuai bidang apa yang dikaji. Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan intelektualitas dari anggota maupun kader yang ada. Dalam prosesnya juga dapat mendorong soft skill yang lain mulai dari kemampuan berbicara di depan umum serta kemampuan menyampaikan pendapat dengan baik dan runtut. Komisariat Bela Negara membagi kegiatan kajian ini menjadi dua yaitu kajian keilmuan yang dihandle oleh rayon sedangkan kajian umum dilakukan oleh komisariat. Dengan begitu tidak terjadi overlaping kegiatan ini antara rayon dan komisariat.

            Ada juga kegiatan ngopi dimana kita dapat berdiskusi dengan kader dan anggota dengan lebih santai diluar forum yang biasa dilakukan di warung kopi. Dalam kegiatan ini banyak hal yang bisa kita bahas mulai dari politik, ekonomi, hukum, agama, internasional bahkan konspirasi atau hal – hal lainnya. Dalam kegiatan kajian rutin mungkin tidak semua kader dan anggota bisa mengutarakan gagasannya karena suatu hal. Namun dalam kegiatan ngopi ini mungkin mereka bisa lebih bebas dan leluasa dalam bertukar pikiran sambil menyeruput kopi atau minuman lain hehehe. Salah satu senior pernah menyampaikan bahwa ngopi itu adalah akronim dari ngobrol pintar. Tapi jika kita ingin mendapat manfaat yang baik dari kegiatan ini ya saat ngopi dan bertukar pikiran mohon gadgetnya dipinggirkan terlebih dahulu. Jangan sampai saat ngopi yang dilakukan hanya terpaku pada layar gadgetnya masing – masing dan sibuk sendiri tanpa ada diskusi dan pembicaraan yang bermanfaat.

            Ada juga kegiatan acara dan diskusi yang bisa dilakukan secara rutin dalam kaderisasi nonformal. Yang termasuk dalam kegiatan ini bisa termasuk acara peringatan hari besar baik nasional maupun keagamaan yang banyak sekali di Indonesia. Kegiatan seperti ini selain sebagai bentuk peringatan juga sebagai bentuk silaturahmi serta diskusi antar kader dan anggota di dalamnya. Selain itu juga terdapat pembelajaran bagi para kader dan anggota untuk mengkonsep dan menjalankan suatu acara. Yang jelas aku sih yakin masih lebih banyak sisi positifnya dibandingkan negatifnya dari kegiatan ini.

            Kegiatan silaturahmi juga bisa digencarkan dalam bagian kaderisasi non formal ini. Silaturahmi yang dimaksud adalah seperti menyambangi senior atau pun rumah sesama kader dan anggota. Melalui kegiatan ini kita dapat mendapat ilmu lebih dari senior yang mungkin sulit kita dapatkan di kegiatan lain. Lalu kita juga dapat lebih memahami kondisi kehidupan kader dan anggota beserta keluarganya agar nantinya lebih efektif lagi dalam meramu formula kaderisasi yang tepat per individu. Selain itu refreshing mungkin diperlukan dalam bagian kaderisasi kita. Kita bisa mengajak kader dan anggota kita untuk mengunjungi tempat – tempat baru ataupun tempat wisata secara bersama – sama. Mungkin selama ini mereka jenuh dengan kehidupan kampus yang padat sehingga kegiatan ini juga sangat baik sebagai selingan. Tapi perlu diingat bahwa refreshingnya secara bersama – sama ya antar semua kader dan anggota jangan hanya berdua saja apalagi berbeda jenis kelamin hehehehe.

            Selain kaderisasi formal dan nonformal adapula kegiatan kaderisasi informal. Seperti yang sudah kuutarakan di atas bahwa kegiatan ini tidak wajib untuk dilakukan tiap komisariat atau rayon. Harus melihat tingkat kebutuhan dan urgensinya sebelum mengadakan kegiatan ini. Salah satu contoh kegiatan informal yang pernah dilakukan di Komisariat Bela Negara adalah Sekolah Aswaja dan Sekolah Kaderisasi. Pengurus mengadakan kegiatan tersebut karena dirasa hal itu dibutuhkan oleh kader dan anggota serta Komisariat Bela Negara masih memiliki kekurangan di bidang itu sehingga dirasa perlu untuk diadakan. Jangan latah asal buat kegiatan hanya karena gengsi melihat komisariat atau rayon lain membuat kegiatan tersebut. Ujung – ujungnya jika hanya bermodalkan gengsi dan latah belaka hasilnya nanti tidak akan maksimal ke proses kaderisasi kita.

            Namun menurutku diluar ketiga jenis kaderisasi tadi masih ada beberapa yang juga tidak kalah penting dalam proses kaderisasi. Yang pertama adalah rumah sebagai basis pergerakan dan kaderisasi. Rumah disini adalah sekretariat untuk komisariat dan rayon yang digunakan sebagai basis utama dari kaderisasi itu sendiri. Tanpa adanya rumah penurus jelas akan kesulitan dalam melakukan kaderisasi. Namun yang perlu diingat kita semua adalah untuk mengfungsikan sekretariat tadi sebagai basis pergerakan dan kaderisas. Jangan hanya dijadikan tempat numpang transit dan tidur belaka ya ! Yang kedua adalah logistik sebagai modal untuk seluruh kegiatan kita. Logistik disini adalah pendanaan karena jelas bahwa tanpa pendanaan yang jelas seluruh kegiatan atau rencana yang sudah dibuat pasti sulit dijalankan. Saat ini PMII khususnya di Komisariat Bela Negara mengandalkan pendanaan dari swadaya baik dari senior maupun kader dan anggota. Kita harus mendesain kegiatan yang betul – betul menghasilkan manfaat yang maksimal karena pastinya setiap senior, kader dan anggota yang menginfak kan rejekinya untuk organisasi ingin apa yang dia berikan itu bermanfaat untuk organisasi yang dicintainya. Jadi jangan asal dan boros dalam menggunakan logistik ini. Lalu yang terakhir dan paling penting adalah semangat sebagai bahan bakar dalam berproses. Karena pastinya saat semua sudah terpenuhi namun SDM nya tidak dilandasi semangat dalam prosesnya jelas semuanya akan sia – sia belaka.

            Mungkin banyak yang memiliki pandangan berbeda atau contoh kasus yang lain terkait kaderisasi. Bahkan akibat pandemi covid 19 mungkin lansekap kaderisasi di organisasi mahasiswa banyak mengalami perubahan juga. Namun besar harapanku sedikit tulisanku ini bisa menjadi bahan bagi kita semua untuk membentuk kader – kader yang semakin baik dan tercerahkan lagi. SALAM PERGERAKAN !!!!!

Previous Post
Next Post

Penyuka Korea yang lagi berjuang meraih mimpi

0 comments:

Silahkan Bacot