Opini : Kalimantan Timur Ibukota Baru Indonesia
Kalimantan
Timur Ibukota Baru Indonesia
Hai sahabat semua kembali lagi di tulisan opiniku. Akhir
– akhir ini lagi viral terkait pengumuman Presiden untuk memindahkan Ibukota
Negara (IKN) ke Kalimantan Timur. Lebih tepatnya di Kecamatan Samboja,
Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser
Utara. Komentar pro dan kontra berseliweran di linimasa sosial media. Tapi
memang aku akui Presiden Joko Widodo selangkah lebih maju dalam pemindahan IKN
dibandingkan dengan Presiden lainnya.
Aku sendiri sudah pernah menulis opini terkait pemindahan
IKN di blog ini juga 2 tahun yang lalu. Dan akhirnya setelah kajian panjang
oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) akhirnya lokasi IKN
sudah ditentukan dan proses pemindahannya secara resmi mulai berjalan semenjak
surat Presiden terkait pemindahan IKN dibacakan di sidang paripurna DPR RI
Senin, 26 Agustus kemarin. Jadi setelah ini proses pembahasan RUU tentang IKN
baru akan dimulai. Selain itu juga akan dilakukan revisi UU tentang DKI Jakarta
dan UU tentang pembentukan Provinsi Kalimantan Timur.
Dari beberapa diskusi yang kulakukan dengan orang tuaku
terkait pemindahan IKN sebelumnya beliau memang sudah yakin Kalimantan Timur
akan terpilih. Yang dijadikan rujukan adalah pernyataan Menteri PPN/Kepala
Bappenas Bapak Bambang PS Brojonegoro yang mengatakan “aspek kesiapan
infrastruktur juga dikaji sebagai salah satu pertimbangan pemindahan IKN”.
Melihat pernyataan itu pasti sudah gampang ditebak kalau Kaltim akan terpilih.
Karena harus diakui infrastruktur paling memadai di Kalimantan ya ada di
Kaltim.
Beberapa infrastruktur yang cukup menunjang yaitu adanya
2 bandara besar Bandara Aji Sultan Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan dan
Bandara APT Pranoto di Samarinda. Lalu ada jalan tol Balikpapan – Samarinda
yang sekarang sudah hampir rampung, ada pembangunan Jembatan Pulau Balang
menyebrangi teluk Balikpapan yang sekarang sedang berlangsung pembangunannya,
ada rencana jembatan tol Balikpapan – PPU yang juga menyebrangi teluk
Balikpapan yang rencananya akan dibangun tahun depan, lalu juga ada sistem
kelistrikan Mahakam yang menopang kebutuhan setrum kawasan tersebut dan
tersedia jaringan gas yang menghubungkan Bontang hingga Balikpapan.
Dibanding jika harus dibangun di Kabupaten Katingan,
Provinsi Kalimantan Tengah atau di Kabupaten Banjarbaru, Provinsi Kalimantan
Selatan jelas Kalimantan Timur sudah unggul dari sisi infrastruktur. Jelas
pasti akan makan biaya besar jika dibangun di luar Kalimantan Timur karena
semuanya jelas harus bangun baru dari awal. Walaupun aku sendiri secara pribadi
lebih sepakat jika IKN dibangun di Kalteng tapi tidak apalah jika Kaltim yang
terpilih yang penting kan tetap di Kalimantan hehehehe.
Biaya pembangunan IKN ini akan mencapai Rp. 466 Triliun.
Dengan dana APBN yang akan digunakan sebanyak Rp. 93,5 Triliun sisanya akan
dipenuhi dengan skema KPBU (Kerjasama Pemerintah Badan Usaha), BUMN dan skema
tukar guling aset pemerintah di Jakarta. Memang mahal tapi demi membangun kota
baru yang modern dan ramah lingkungan biaya itu jelas sepadan. Sampai saat ini
tidak ada kota yang memang dibangun dengan rancangan sejak awal di Indonesia.
Hampir semua kota di Indonesia sudah berdiri pemukiman baru akhirnya dibangun
sehingga penataan kota menjadi sulit.
Banyak juga pernyataan bahwa IKN ini akan menghabisi
hutan di Kaltim. Aku sih sepakat hal ini kalau IKN nya dibangun di Kabupaten
Kutai Barat atau Mahakan Ulu yang memang hutannya masih rapat dan masuk kawasan
Taman Nasional. Sedangkan di Semboja dan Sepaku disana hutan yang jarang,
banyak konsesi perusahaan mulai dari tambang dan kehutanan termasuk banyak
kawasan Hutan Tanaman Industri (HTI). Kawasan perlindungan yaitu Taman Hutan
Raya Bukit Soeharto pun ada di pinggiran kawasan. Apalagi dengan konsep forest
city berarti hutan disekitar akan ditanami kembali agar hijau. Karena kalau
dilihat sekilas memang kawasan rencana IKN ini agak gersang kecuali titik
Tahura Bukit Soeharto. Itu pun Tahura Bukit Soeharto sudah banyak dirambah
petani dan penambangan liar sehingga nantinya perlu ditertibkan.
Selain itu aku tertarik dengan pernyataan Menko
Kemaritiman Bapak Luhut Binsar Panjaitan yang menyatakan bahwa “pemindahan
ibukota ke Kaltim juga untuk menertibkan dosa masa lalu” karena memang di Kutai
Kartanegara dan Samarinda kawasan terdekat IKN sebelum ada moratorium lahan
pertambangan ada kegiatan gila – gilaan untuk membuka tambang batu bara
terutama yang ilegal.
Aku sebagai warga Kalimantan Utara yang dulunya bagian
dari Kalimantan Timur sangat bangga dengan keputusan ini. Pemindahan IKN dapat
menjadi langkah awal pemerataan pembangunan di Pulau Kalimantan pada khususnya
serta kawasan Indonesia Tengah dan Timur pada umumnya. Pastinya infrastruktur
penghubung antara IKN dan provinsi di Pulau Kalimantan akan dibangun sehingga
akan membawa dampak bagi masyarakat Kalimantan terutama Kalimantan Utara yang
berbatasan dengan Kalimantan Timur.
Sebenarnya tidak cuma Indonesia yang sedang memindahkan
Ibukota bahkan Filipina sudah memulai pembangunan ibukota barunya di Clark
City. Bahkan Clark City ini akan mulai digunakan untuk kegiatan ASEAN GAMES
tahun ini lalu kantor – kantor kementerian akan mulai pindah bertahap mulai
tahun depan. Aku sih yakin komitmen pemerintahan saat ini untuk memindahkan
Ibukota sangat tinggi dan akan terealisasi. Dan juga pemerintah juga tetap
berkomitmen menata Jakarta dengan biaya Rp. 571 Triliun. Semoga segala rencana
pembangunan ini dapat berjalan lancar dan membawa dampak bagi kemajuan Bangsa
Indonesia.
0 comments:
Silahkan Bacot