Opini : Lebay Mati Lampu di Pulau Jawa
Lebay
Mati Lampu di Pulau Jawa
Hai sahabat semua setelah 2 tahun akhirnya aku
berkesempatan lagi nih nulis opini – opini pribadiku di blog ini. Akhir – akhir
ini kita heboh dengan peristiwa mati lampu di wilayah Pulau Jawa. Linimasa
twitter dan sosial media lainnya penuh dengan bahasan mati lampu. Media cetak
maupun elektronik juga penuh dengan bahasan ini.
Penyebab mati lampu ini terjadi akibat gangguan pada
sirkuit tegangan transmisi sutet 500 kv di Ungaran, Jawa Tengah. Akibatnya
listrik di wilayah Jabodetabek, Banten, Jawa Barat dan Jawa Tengah padam pada
Minggu (4/8) lalu. Mati listrik ini dialami lebih dari 22 juta pelanggan PLN di
Pulau Jawa dan mengakibatkan kerugian ekonomi sebesar Rp 90 miliar. Bahkan
lebih lanjut Menko Perekonomian menyebut 30% ekonomi RI terdampak mati lampu
tersebut. Dan perkembangan terbaru PLN akan memberikan kompensasi akibat mati
listrik tersebut bagi 22 juta pelanggannya bahkan wacananya gaji pegawai PLN
akan dipotong untuk memberikan kompensasi bagi pelanggan. Presiden Jokowi pun
memberikan atensi khusus untuk masalah ini.
Melihat penjelasan tersebut rasanya memang pantas PLN
memberikan kompensasi dan pelanggannya semua marah dan menumpahkannya di
linimasa sosial media. Tetapi saya pribadi melihat bahwa respon pelanggan di
Pulau Jawa ini lebay dan melihat PLN pilih kasih terhadap pelanggannya. Kenapa
saya katakan demikian karena saya merasa orang – orang ini belum pernah
merasakan kondisi listrik kurang sehingga mengalami pemadaman listrik rutin
bahkan sama rutinnya dengan jadwal minum obat.
Saya tinggal di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.
Kondisi listrik disini jauh dari prima seperti di Pulau Jawa. Tapi yang saya
heran mengapa PLN tidak pernah memberikan kompensasi bagi pelanggannya disini.
Saya rasa masalah mati listrik sudah jadi hal lumrah bukan hanya di Nunukan
tapi juga wilayah lain di luar kawasan Jawa – Bali.
Saya ingat beberapa tahun yang lalu Nunukan mengalami
krisis listrik super parah. Mungkin orang – orang di Pulau Jawa belum pernah
merasakan yang seperti itu. Kami mengalami pemadaman listrik bergilir bukan
cuman sehari seperti di Pulau Jawa tapi mati listrik dengan jadwal 12 jam nyala
12 jam mati. Lalu ada perbaikan menjadi sehari nyala sehari mati. Lalu menjadi
2 hari nyala 1 hari mati. Dan menjadi seminggu nyala 1 hari mati. Saat itu
benar – benar waktu yang sangat sulit. Ekonomi terganggu, aktifitas sehari –
hari terganggu, fasilitas kesehatan harus bergantung dengan genset, anak – anak
kesulitan belajar dan banyak lagi. Lucunya kami cuman bisa menikmati listrik
normal hanya saat diadakannya ujian nasional saja. Selebihnya kembali lagi ke
jadwal pemadaman bergilir. Hampir seluruh warga Nunukan dipastikan hafal jadwal
pemadaman bergilir. Kalau di rumah saya Ibu yang biasanya hafal jadwalnya
hehehe.
Saat itu sistem kelistrikan Nunukan ditunjang oleh PLTD
(Pembangkit Listrik Tenaga Diesel) Sei
Bilal. Sudah dayanya kurang dari kebutuhan seharusnya mesinnya juga sering
sekali rusak. Nah baru pada tahun 2013 dilakukan pembangunan PLTMG (Pembangkit
Listrik Tenaga Mikro Gas) Sebaung senilai Rp 164 miliar dengan daya sebesar 2 x
5 MW. Pembangkit ini dibangun di Sebaung di daratan Kalimantan dekat dengan
sumber gasnya. Listrik dibawa ke Nunukan melalui kabel listrik bawah laut.
Selain itu kabel bawah laut ini juga diteruskan ke Pulau Sebatik. Terciptalah
sistem kelistrikan Sebaung – Nunukan – Sebatik. Begitu pembangkit ini rampung
banyak mesin diesel di Nunukan dan Sebatik dikirim ke kawasan pedalaman untuk
memberikan pelayanan listrik disana. Semenjak saat itu kawasan Nunukan tidak
mengalami pemadaman lagi. Tampaknya semua sudah normal tapi orang lupa bahwa
saat ekonomi bertumbuh maka kebutuhan akan listrik juga bertumbuh. Saya ingat
pernyataan Presiden Jokowi bahwa pertumbuhan daya listrik harus lebih besar
dari pertumbuhan ekonomi agar tidak terjadi kekurangan daya. Begitu pula di
Nunukan dari daya yang tadinya berlebih karena pertumbuhan yang pesat menjadi
pas – pas an. Ditambah lagi beberapa tahun berakhir PLTMG Sebaung mengalami
masalah dikarenakan tekanan gas yang tidak stabil dari sumbernya mengakibatkan
mesin mengalami gangguan. Akibatnya sudah bisa diketahui semua bahwa pemadaman
listrik menjadi rutinitas lagi. Bahkan kata orang tua saya sebelum saya pulang
ke Nunukan ini mati lampunya lebih sering dan lama. Sekarang seminggu hanya 2x dengan
durasi paling lama 3 jam. Tapi tetap saja itu merugikan.
Saat saya bersekolah di Samarinda disana juga mengalami
kendala yang sama. Sistem kelistrikan Mahakam yang melayani wilayah Samarinda –
Balikpapan – Kutai Kartanegara – Bontang juga sering mengalami pemadaman. Saya
sering menginap di rumah Paklek saya di Balikpapan dan melihat bagaimana
seringnya mati lampu dan itu sangat mengganggu ekonomi masyarakat terutama
Paklek saya yang memiliki bisnis laundry. Dan banyak lagi wilayah di Kalimantan
ataupun Indonesia timur mengalami kondisi yang sama.
Pada zaman Bapak SBY sebagai Presiden pasti kalian pernah
dengar program listrik 10.000 MW yang dibangun bahkan sampai 2 tahap. Program
ini dilakukan untuk mengejar kekurangan daya listrik Indonesia. Akan tetapi,
masih ada tapinya nih pembangkit dengan daya ribuan MW kebanyakan di bangun di
Pulau Jawa kalau kalian lihat daftar proyeknya. Zaman Bapak Jokowi ini juga ada
program yang sama yaitu 35.000 MW disadari atau tidak program Bapak Jokowi ini
lebih merata dibandingkan zaman Bapak SBY dulu. Untuk Kalimantan Utara sendiri
ada pembangunan PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) di Bulungan lalu ada pula
pembangunan PLTMG di Nunukan juga. Dan ada rencana pembangunan PLTA terbesar di
Indonesia di Kalimantan Utara.
Saya pribadi cukup kaget melihat respon masyarakat
terhadap mati listrik di Jawa kemarin. Apalagi melihat komentar para petinggi
asosiasi pengusaha yang sangat merasa dirugikan. Banyak komentar memaksa PLN
memberikan kompensasi. Pemerintah pun mendesak PLN dan sekarang seperti kita
tahu PLN akan memberikan kompensasi sesuai Peraturan Menteri ESDM nomor 27
Tahun 2017. Yang saya heran kita ini konsumen diluar Jawa mengalami mati
listrik rutinan sampai hari ini kenapa tidak pernah dapat kompensasi ??? Kenapa
saat Jawa mengalami padam seperti kemarin lalu langsung diberi kompensasi ???
Apa yang dianggap pelanggan PLN hanya yang ada di Pulau Jawa saja. Jika kata para
petinggi asosiasi pengusaha mengatakan kompensasi harus diberikan karena
mengganggu aktifitas ekonomi, apakah di luar Jawa ini tidak ada aktifitas
ekonomi sehingga tidak perlu diberi kompensasi ??? Saya heran saja sampai
sekarang dengan perlakuan yang berbeda ini. Membaca berita dan melihat sosial
media semakin membuat saya heran. Apa orang – orang ini sama sekali tidak
memikirkan kami saudara – saudaranya yang tinggal di luar Jawa yang tidak
menerima pelayanan listrik sehandal Jawa ???
Makanya menurut saya pribadi jika 22 juta pelanggan di
Jawa bakal mendapat kompensasi, para pelanggan PLN di luar Jawa yang sampai
sekarang masih mengalami pemadaman bergilir dengan berbagai alasannya PLN itu
seharusnya juga mendapat kompensasi yang layak. Karena kita kan sama – sama pelangan
dan sama – sama dilindungi UU Perlindungan Konsumen nomor 8 Tahun 1999 yang
haknya dijamin disana. Sedangkan kewajiban sebagai pelanggan pastinya selalu
dipenuhi untuk membayar tagihan. Hingga saat ini saya tidak habis pikir dengan
apa yang terjadi. Kemarin saya berkesempatan berkunjung ke Seimanggaris salah
satu kecamatan di Kabupaten Nunukan. Disana listrik malah hanya menyala selama
6 jam diwaktu malam. Biaya per kwh listrik yang dibayar ya jelas sama dengan
pelanggan lain di Indonesia. Logikanya seharusnya biaya per kwh mereka setengah
dari biaya yang dibayar pelanggan yang meneriman pelayanan 24 jam non stop.
Tapi hingga saat tulisan ini dibuat sistem kelistrikan
paling handal dan terintegrasi di Indonesia adalah sistem Jawa – Bali – Madura.
Segera menyusul dalam waktu dekat sistem kelistrikan Sumatera. Sedangkan yang
lainnya masih terpecah – pecah dengan sistem masing – masing. Harapan kami yang
tinggal diluar Jawa – Bali – Madura dan Sumatera agar sistem kelistrikan di
tempat kami juga diinterkoneksikan sehingga pelayanan kepada kami semakin
handal. Kita semua tetap berharap pelayanan PLN semakin baik dan selalu
mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Saya rasa itu harapan semua rakyat
Indonesia kan !!!!
0 comments:
Silahkan Bacot