Bicara Organisasi (6) PMII
Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia
Sebenarnya tulisan bersambung ini sudah dimulai dari 2017.
Makanya jadi hutang buat aku untuk merampungkan tulisan ini hingga selesai. Di
tulisan yang lalu aku sudah menjelaskan organisasi apa yang aku ikuti selama
masa SMA. Nah di lanjutan tulisan kali ini aku akan menjelaskan secara sekilas
organisasi yang aku ikuti saat kuliah sekarang.
Nah saat kuliah ini aku mengikuti beberapa organisasi.
Salah satunya adalah PMII atau Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia. Ini adalah
salah satu organisasi ekstra kampus yang berdiri 17 April 1960. Ekstra kampus
artinya di luar kampus, jelas berbeda dengan organisasi mahasiswa intra kampus
atau ormawa. Ormawa sebagai organisasi intra kampus mendapat legitimasi dan
anggaran dari pihak kampus sedangkan organisasi ekstra kampus memang diluar
dari kampus, tidak mendapat dana dari kampus dan tidak boleh memiliki
sekretariat di dalam kampus. Namun bukan berarti organisasi ekstra kampus ini
adalah organisasi ilegal yang harus dilarang. Justru malah organisasi ekstra
kampus termasuk ke dalam OKP (Organisasi Kepemudaan) yang pengelolaannya sesuai
dengan peraturan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Selain itu PMII dan organisasi ekstra kampus lainnya
bukan organisasi ecek – ecek yang tidak jelas. Justru organisasi mahasiswa
ekstra ini telah banyak turut serta dalam sejarah bangsa dan berkontribusi bagi
pembangunan nasional. Banyak tokoh – tokoh bangsa berasal dari organisasi ekstra
ini. Kalau dari PMII beberapa tokoh yang pernah berproses diantaranya Ibu
Khofifah Indar Parawansa (Gubernur Jawa Timur), Bapak Imam Nahrawi (Menteri
Pemuda dan Olahraga) dan masih banyak lagi.
Aku pribadi sudah cukup mengenal organisasi ekstra kampus
sejak masih sekolah SMP. Kebetulan orang tua ku saat berkuliah dulu juga sempat
berproses di organisasi ekstra kampus juga tapi bukan di PMII melainkan HMI.
Jadi sedikit banyak paham dan tahu terkait hal itu. Begitu kuliah pun aku sudah
berencana untuk bergabung di HMI karena memang yang aku tahu sejak awal cuman
itu.
Nah kebetulan saat ospek ini aku bertemu teman yang juga
pengen belajar berorganisasi lebih mendalam saat kuliah. Kalo aku pribadi saat SMA
berorganisasi hanya di klub – klub minat bakat yang kurang begitu mendalam. Nah
temanku yang bernama Haqqi ini saat SMA adalah ketua OSIS di SMA nya. Jadi
memang dia sudah lumayan paham lah masalah organisasi.
Singkat cerita aku dan Haqqi ini bertemu dengan salah
satu mantan ketua ormawa di jurusanku yang juga adalah kader PMII. Dari situlah
akhirnya aku memutuskan buat bergabung dengan PMII. Bergabung dengan PMII tidak
semudah yang dibayangkan lebih tepatnya di awal ada kendala dari orang tua ku. Lha
kok bisa ya ??? Padahal kan orang tua ku dulu juga organisatoris alias suka
berorganisasi. Nah jadi seperti di awal aku ceritakan kalau orang tuaku saat
kuliah pernah bergabung di HMI nah saat aku kuliah ini beliau juga ingin aku
bergabung di HMI juga. Aku yang sudah sreg mau gabung PMII ini jadi bingung
juga awalnya. Tapi akhirnya aku tetap memilih gabung dengan PMII dan mengikuti
MAPABA atau Masa Penerimaan Anggota Baru yaitu kegiatan kaderisasi awal PMII.
Aku sendiri baru berani ngaku kalo udah gabung PMII setelah mengikuti PKD atau
Pelatihan Kader Dasar yaitu kegiatan kaderisasi PMII tingkat kedua. Setelah
mengikuti PKD maka seorang anggota PMII bisa disebut kader.
Di PMII kami saling memanggil sesama anggota dan kader
dengan panggilan sahabat/sahabati salah satu alasannya karena Rasulullah juga
memanggil sahabat ke koleganya. Dan perlu diketahui semua bahwa sejak Muktamar
NU di Jombang PMII ditetapkan sebagai Badan otonom dari Nahdatul Ulama (NU).
Jadi kalau ada orang yang merasa PMII organisasi radikal karena ada kata “ISLAM”nya
tidak usah khawatir. Karena “ISLAM”nya PMII sesuai dengan tuntunan ulama –
ulama NU yang berhaluan Ahlusunnah Wal Jamaah.
Kebetulan dalam kaderisasi PMII aku sudah sampai di
tingkat PKL atau Pelatihan Kader Lanjut. Tapi semua ini tidak dicapai dengan
instan dan melalui proses yang tidak sebentar. Di PMII aku berproses dari
tingkatan rayon lebih tepatnya di Rayon Ekonomi dan Bisnis. Rayon adalah
tingkatan PMII di lingkup fakultas. Disana aku diamanahi sebagai pengurus
koordinator bidang kewirausahaan dan temanku Haqqi yang diawal tadi dipercaya
sebagai Ketua Rayonnya. Lalu setelah itu aku juga berkesempatan berproses di
tingkatan Komisariat yaitu di PMII Komisariat Bela Negara UPN “Veteran” Jawa
Timur. Komisariat adalah tingkatan PMII di lingkup universitas. Disana aku
diberi tanggung jawab sebagai Wakil Ketua 1 Bidang Kaderisasi dan temanku Haqqi
juga dipercaya sebagai Ketua Komisariatnya. Nah untuk saat ini aku juga diberi
kesempatan berproses di tingkatan cabang lebih tepatnya di PMII Cabang
Surabaya. Disana aku diberi tanggung jawab sebagai anggota biro Kajian
Pengembangan Internal dan Eksplorasi Teknologi dan temanku Haqqi saat ini dipercaya
sebagai Ketua Cabangnya. Jadi bisa dibilang sepanjang aku ber-PMII ini
sahabatku Haqqi diamanahi sebagai ketua mulai saat di tingkatan rayon hingga di
cabang sekarang.
Aku sangat menikmati prosesku selama ini di PMII hingga
sekarang. Dan jujur banyak sekali keuntungan dan manfaat yang didapatkan selama
aku berproses ini. Aku sampaikan dalam tulisan ini juga bahwa PMII selama aku
berproses ini tidak pernah mengarahkan atau menjerumuskan anggotanya. PMII
mendukung penuh kader dan anggota untuk mengekplorasi dan mengembangkan potensi
dirinya untuk mendukung proses pembelajarannya di dunia perkuliahan. Pandangan
bahwa ikut berorganisasi malah membuat nilai akademis turun juga tidak terbukti
di PMII terbukti selama 4 tahun ini semua sahabat/sahabati PMII di UPN “Veteran”
Jawa Timur selalu mendapat IPK di atas 3 dan banyak pula yang berprestasi dalam
lomba dan mendapatkan beasiswa. Anggapan bahwa organisasi ekstra kerjanya cuman
demo saja juga tidak tepat. Memang PMII juga pernah melakukan aksi demo tapi
semua itu harus melalui kajian yang matang sebelum melakukan aksi. Selain itu
PMII terutama di UPN “Veteran” Jawa Timur sangat menekankan pada pentingnya
kepedulian sosial dan mendorong kemanfaatan dari kader dan anggota di
lingkungannya masing – masing. Jadi kalau ada oknum kader/anggota PMII atau
organisasi lain berkelakuan buruk atau nilai akademisnya berantakan itu murni
karena kesalahan pribadi bukan karena organisasinya yang mengakibatkannya.
Yang jelas banyak hal yang aku dapat di PMII. Dan perlu
diketahui bahwa organisasi ekstra tidak hanya PMII dan HMI saja tapi juga ada yang
lainnya seperti GMNI, IMM, PMKRI, GEMA BUDHI dan lain sebagainya. Bagaimana nih
buat mahasiswa baru tertarik bergabung di organisasi ekstra ???
0 comments:
Silahkan Bacot