KEBINGUNGAN
ERA SEMESTER AKHIR
Based
on True Story (2- HABIS)
Masih melanjutkan kisah yang lalu. Seperti yang aku
jelaskan bahwa kepulanganku 6 bulan ke Nunukan juga menyadarkanku tentang apa
yang harus kulakukan untuk masa depanku. Berkat itu setidaknya aku bisa
menemukan arah hidup yang jelas walaupun sempat terlambat. Tapi pemikiran
stagnasi ini tak hanya aku yang rasakan ternyata beberapa sahabatku juga
mengalami hal yang sama.
Beberapa hari setelah kembali ke Surabaya ngopi dengan
salah satu sahabat dekatku entah mengapa dia nyeletuk “kene iki mikirno wong ae
terus, lha terus mikirno awak e dewe kapan ???” kurang lebih begini
terjemahannya “kita ini mikirin orang aja terus, lha terus mikirin diri sendiri
kapan ???”. Memang di organisasi sebagai pengurus kita harus utamakan
kepentingan umum utamanya anggota kita. Jujur setelah dia ngomong gitu aku
tersadar bahwa memang selama ini aku praktis jarang memikirkan pengembangan
diriku sendiri lebih sering memikirkan program kerja dan pengembangan anggota.
Hal yang lebih menampar adalah melihat sahabat –
sahabatku lulus kuliah akan tetapi kesulitan saat ingin mencari kerja.
Mayoritas pekerjaan di era kapitalis sekarang ini mengutamkan keunggulan skill
utamanya bahasa asing dan IT sedangkan mayoritas kami tidak pernah
memfokuskan hal itu. Mungkin skill organisasi kami sangat
berkesinambungan dengan dunia sosial kemasyarakatan karena memang makanan
sehari – hari kami itu. Akan tetapi realita dunia saat ini menjadi apa pun
memiliki skill dan profesionalisme adalah penting. Bukan sekedar punya
mental dan pintar berkata – kata.
Banyak sahabat yang menyadarinya disaat setelah lulus
dari perkuliahan. Alhamdulillah aku dan beberapa sahabat tersadar di masa
mahasiswa tua seperti saat ini. Dan aku lebih bersyukur lagi beberapa adik –
adik organisasiku sudah menyadari lebih awal sehingga mereka lebih bisa menata
arah masa depan mereka dan kemana mereka harus melangkah. Aku bersyukur diberi
kesempatan memberi contoh kepada adik – adik dari pengalamanku sendiri sehingga
mereka bisa lebih antisipatif terhadap arah menuju masa depannya. Yang paling
penting adalah timbulnya kesadaran bahwa yang dapat menolong kamu ya dirimu
sendiri. Itu yang paling penting.
Jika orang bertanya apakah aku menyesal menghabiskan
waktu kuliahku dengan brorganisasi maka aku akan jawab sama sekali tidak ada
penyesalan. Banyak pelajaran yang aku dapatkan dari organisasi, dan aku juga
mendapatkan banyak sahabat yang menopangku seperti saat ini. Hanya saja aku
kurang mengoptimalkan waktuku kemarin dan aku juga masih kurang banyak belajar.
Banyak temanku yang tidak berorganisasi atau dia ikut organisasi atau komunitas
diluar kampus (non intra dan ekstra) aku akui pengembangan dirinya lebih baik
dari aku dan itu bukan satu dua anak saja. Salah satu hal yang paling penting
lagi adalah jangan meremehkan orang lain. Karena kebanyakan anak organisasi
suka meremehkan atau menganggap yang tidak berorganisasi itu gak tahu apa –
apa. Tapi ternyata belum tentu.
Makanya aku senang ada kesadaran diri di sahabat –
sahabatku walaupun terlambat tapi sudah mulai menata dirinya dan arah hidupnya
akan dibawa kemana. Dan yang paling penting kami semua sadar bahwa adik – adik
kami jangan sampai salah langkah seperti kami dan harus menata diri dan
tujuannya lebih awal lagi. Dan juga transformasi organisasi harus menyesuaikan
dengan kebutuhan sesuai dengan era sekarang yang kata khalayak disebut Industri
4.0. Skill, kemampuan dan profesionalisme anggota organisasi harus
menyesuaikan juga. Jangan sampai anak organisasi makin tersisih dan
kemampuannya hanya berkutat di bidang politik belaka terutama jebolan
organisasi ekstra. Semua orang punya kelebihan masing – masing dan itulah yang
harus digali saat kita berorganisasi bukannya kita terbawa arus orang atau
lebih parahnya gak tahu arah mau kemana seperti lagu alamat palsunya Ayu
Tingting.
Aku bersyukur pengaruh politik masih minim di organisasi
ekstra kampus kami yang aku ikuti. Semuanya paham bahwa dunia ini punya banyak
tempat berkarya selain dunia politik. Dan semua paham di dunia yang keras ini
gak cuman skill public speaking, kemampuan kerjasama dan mental yang
baik yang diperlukan. Tapi masih banyak hal di dunia ini yang harus kita
pelajari dan siapkan. Yang paling penting walaupun terlambat kita mau
mengakuinya dan mau belajar mengatasi kekurangan kita.
Semangat terus buat kita semua yang sedang mengejar cita
– cita. Selagi drama korea masih diproduksi aku sih gak bakalan stres hehehehe
!!!!
0 comments:
Silahkan Bacot