Sunday, December 1, 2019

KEBINGUNGAN ERA SEMESTER AKHIR Based on True Story (2- HABIS)


KEBINGUNGAN ERA SEMESTER AKHIR
Based on True Story (2- HABIS)
            Masih melanjutkan kisah yang lalu. Seperti yang aku jelaskan bahwa kepulanganku 6 bulan ke Nunukan juga menyadarkanku tentang apa yang harus kulakukan untuk masa depanku. Berkat itu setidaknya aku bisa menemukan arah hidup yang jelas walaupun sempat terlambat. Tapi pemikiran stagnasi ini tak hanya aku yang rasakan ternyata beberapa sahabatku juga mengalami hal yang sama.

            Beberapa hari setelah kembali ke Surabaya ngopi dengan salah satu sahabat dekatku entah mengapa dia nyeletuk “kene iki mikirno wong ae terus, lha terus mikirno awak e dewe kapan ???” kurang lebih begini terjemahannya “kita ini mikirin orang aja terus, lha terus mikirin diri sendiri kapan ???”. Memang di organisasi sebagai pengurus kita harus utamakan kepentingan umum utamanya anggota kita. Jujur setelah dia ngomong gitu aku tersadar bahwa memang selama ini aku praktis jarang memikirkan pengembangan diriku sendiri lebih sering memikirkan program kerja dan pengembangan anggota.
            Hal yang lebih menampar adalah melihat sahabat – sahabatku lulus kuliah akan tetapi kesulitan saat ingin mencari kerja. Mayoritas pekerjaan di era kapitalis sekarang ini mengutamkan keunggulan skill utamanya bahasa asing dan IT sedangkan mayoritas kami tidak pernah memfokuskan hal itu. Mungkin skill organisasi kami sangat berkesinambungan dengan dunia sosial kemasyarakatan karena memang makanan sehari – hari kami itu. Akan tetapi realita dunia saat ini menjadi apa pun memiliki skill dan profesionalisme adalah penting. Bukan sekedar punya mental dan pintar berkata – kata.
            Banyak sahabat yang menyadarinya disaat setelah lulus dari perkuliahan. Alhamdulillah aku dan beberapa sahabat tersadar di masa mahasiswa tua seperti saat ini. Dan aku lebih bersyukur lagi beberapa adik – adik organisasiku sudah menyadari lebih awal sehingga mereka lebih bisa menata arah masa depan mereka dan kemana mereka harus melangkah. Aku bersyukur diberi kesempatan memberi contoh kepada adik – adik dari pengalamanku sendiri sehingga mereka bisa lebih antisipatif terhadap arah menuju masa depannya. Yang paling penting adalah timbulnya kesadaran bahwa yang dapat menolong kamu ya dirimu sendiri. Itu yang paling penting.
            Jika orang bertanya apakah aku menyesal menghabiskan waktu kuliahku dengan brorganisasi maka aku akan jawab sama sekali tidak ada penyesalan. Banyak pelajaran yang aku dapatkan dari organisasi, dan aku juga mendapatkan banyak sahabat yang menopangku seperti saat ini. Hanya saja aku kurang mengoptimalkan waktuku kemarin dan aku juga masih kurang banyak belajar. Banyak temanku yang tidak berorganisasi atau dia ikut organisasi atau komunitas diluar kampus (non intra dan ekstra) aku akui pengembangan dirinya lebih baik dari aku dan itu bukan satu dua anak saja. Salah satu hal yang paling penting lagi adalah jangan meremehkan orang lain. Karena kebanyakan anak organisasi suka meremehkan atau menganggap yang tidak berorganisasi itu gak tahu apa – apa. Tapi ternyata belum tentu.
            Makanya aku senang ada kesadaran diri di sahabat – sahabatku walaupun terlambat tapi sudah mulai menata dirinya dan arah hidupnya akan dibawa kemana. Dan yang paling penting kami semua sadar bahwa adik – adik kami jangan sampai salah langkah seperti kami dan harus menata diri dan tujuannya lebih awal lagi. Dan juga transformasi organisasi harus menyesuaikan dengan kebutuhan sesuai dengan era sekarang yang kata khalayak disebut Industri 4.0. Skill, kemampuan dan profesionalisme anggota organisasi harus menyesuaikan juga. Jangan sampai anak organisasi makin tersisih dan kemampuannya hanya berkutat di bidang politik belaka terutama jebolan organisasi ekstra. Semua orang punya kelebihan masing – masing dan itulah yang harus digali saat kita berorganisasi bukannya kita terbawa arus orang atau lebih parahnya gak tahu arah mau kemana seperti lagu alamat palsunya Ayu Tingting.
            Aku bersyukur pengaruh politik masih minim di organisasi ekstra kampus kami yang aku ikuti. Semuanya paham bahwa dunia ini punya banyak tempat berkarya selain dunia politik. Dan semua paham di dunia yang keras ini gak cuman skill public speaking, kemampuan kerjasama dan mental yang baik yang diperlukan. Tapi masih banyak hal di dunia ini yang harus kita pelajari dan siapkan. Yang paling penting walaupun terlambat kita mau mengakuinya dan mau belajar mengatasi kekurangan kita.
            Semangat terus buat kita semua yang sedang mengejar cita – cita. Selagi drama korea masih diproduksi aku sih gak bakalan stres hehehehe !!!!
Previous Post
Next Post

Penyuka Korea yang lagi berjuang meraih mimpi

0 comments:

Silahkan Bacot