KEBINGUNGAN
ERA SEMESTER AKHIR
Based
on True Story
Setelah sekian lama akhirnya nulis lagi nih di blog. Bisa
dibayangkan berapa hutang update tulisan bersambungku nih sahabat sekalian.
Jelas padat dan banyak banget hehehe sebisa mungkin aku cicil tulisan itu mulai
dari sekarang sambil mengisi waktu ditengah ketidakjelasan ini.
Akhirnya setelah ngendap enam bulan di Nunukan aku
kembali lagi ke Surabaya. Menikmati panasnya Surabaya yang gak umum sama sekali
dan musim hujan yang molor kayak blangko E-KTP yang gak jadi – jadi. Kembali ke
Surabaya juga berarti menikmati lagi rutinitas ke-mahasiswaan yang sekarang gak
begitu padat tapi tingkat stresnya tinggi dan kegiatan organisasi yang makin
kesini kupikir gak related dengan kebutuhan dunia kapitalis era sekarang.
Enam bulan di Nunukan juga berarti saat – saat penyadaran
bersama orang tua. Beruntung punya orang tua yang paham dunia kemahasiswaan dan
organisasi jadi ditengah kegelapan yang haqiqi ini sehingga ada cahaya pencerah
alias jalan keluar terkait tujuan hidup apa yang akan diraih setelah lepas
kuliah ini. Sebagai mahasiswa polosan sejak awal sudah memantapkan hati bercita
– cita menjadi pengusaha. Sesuai dengan keinginan orang tua dan ditunjang
senior di organisasi juga mayoritas pengusaha. Sayang seribu sayang apa yang
terjadi selama ini lagi – lagi gak sejalan dengan cita – cita. Selama 4 tahun
ini sama sekali gak ada belajar atau coba – coba bisnis satu pun. Bahkan
kegiatan yang berbau bisnis pun hampir tidak ada. Hanya sekedar cuap – cuap di
warung kopi sambil menghayal sana sini. Padahal ingat orang tua pernah nantang
aku harus punya bisnis mulai semester 1 + membuat bussines plan untuk
investasi bisnis apa pun itu dan akan dibiayai sesuai perjanjian kerjasama
(aslinya keren juga pola pikir orang tuaku). Tapi kenyataannya tak ada bisnis
yang dimulai atau bussines plan yang dibuat selama waktu itu.
Saat berdiskusi dengan orang tua terkait masa depan baru
tersadar bahwa untuk mencapai cita – cita ku selama ini ternyata belum ada hal
apa pun yang dilakukan. Hingga detik ini bahkan satu pun belum ada yang
dilakukan. Bahkan salah satu kaderku di organisasi sekarang sudah punya salah
satu start up setelah mencoba berbagai macam bisnis sejak awal dia
kuliah. Realistis dengan keadaan jika dipaksakan setelah lulus langsung
mengejar cita – cita menjadi pengusaha ya tentu bisa cuman kita harus belajar
dari awal dan mencoba menghabiskan jatah kegagalan sekarang padahal ada
kesempatan lalu – lalu yang seandainya dimanfaatkan mungkin sekarang sudah ada
jalan yang mungkin kita tapaki menuju cita – cita. Sedangkan sekarang kita baru
memulai menapaki dan meraba – raba dalam kegelapan. Yang jadi pertanyaan kemana
aja aku kemarin hehehe.
Dari obrolan bersama orang tua akhirnya menemukan jawaban
juga. Jadi pengusaha tetap cita – cita tetapi kita butuh batu loncatan atau
trampolin supaya bisa melompat jauh. Disarankan aku supaya lanjut pendidikan S2
di luar negeri. Kebetulan orang tua punya persyaratan spesifik S2 perdagangan
internasional dan harus di China/Tiongkok (alasannya kenapa mungkin di tulisan
lain). Batu loncatan atau trampolin nya apa juga bakalan tak jelaskan ditulisan
lain jadi intinya aku butuh batu loncatan gak bisa ujug – ujug jadi pengusaha
sedangkan kemarin ada kesempatan belajar ternyata tidak termanfaatkan dengan
baik.
Aku excited dengan pendapat itu dan sekarang
berjuang untuk S2 disana tapi diriku baru sadar satu hal lagi. Seandainya aku
menyiapkan diri dari awal untuk lanjut S2 di luar negeri mungkin sekarang aku
sudah siap untuk berangkat ke luar negeri. Sedangkan saat ini aku baru akan
mulai belajar Bahasa Mandarin tahun depan dan mencari – cari juga tempat
belajar Bahasa Inggris untuk improve kemampuanku sekarang. Mungkin jika
aku sadar diri sejak awal dari dulu kuhabiskan waktu kosong dan liburanku di Pare
belajar Bahasa Inggris. Tapi karena nasi sudah jadi nasi goreng ya sekarang
walaupun telat tetap harus belajar dan mengimprove diri sendiri. Tidak
ada kata terlambat yang penting kita tetap semangat.
Tapi segimana pun bagusnya rencana masa depan tetap ada
rencana jangka pendek yang harus dipenuhi yaitu selesaikan skripsi dan segera
wisuda hehehe. Lagi – lagi karena banyak hal dimasa lalu skripsi jadi molor +
PKL alias magang juga molor. Akhirnya diriku harus terima konsekuensi dan
merampungkan segala keterlambatan. Tapi gak masalah selagi drama korea masih
diproduksi aku gak bakalan stres dan akan tetap kuat mengatasi semuanya.
SEMANGAT UNTUK KITA SEMUA !!!!!!
0 comments:
Silahkan Bacot