Tuesday, November 26, 2019

KEBINGUNGAN ERA SEMESTER AKHIR Based on True Story (1)


KEBINGUNGAN ERA SEMESTER AKHIR
Based on True Story
            Setelah sekian lama akhirnya nulis lagi nih di blog. Bisa dibayangkan berapa hutang update tulisan bersambungku nih sahabat sekalian. Jelas padat dan banyak banget hehehe sebisa mungkin aku cicil tulisan itu mulai dari sekarang sambil mengisi waktu ditengah ketidakjelasan ini.

            Akhirnya setelah ngendap enam bulan di Nunukan aku kembali lagi ke Surabaya. Menikmati panasnya Surabaya yang gak umum sama sekali dan musim hujan yang molor kayak blangko E-KTP yang gak jadi – jadi. Kembali ke Surabaya juga berarti menikmati lagi rutinitas ke-mahasiswaan yang sekarang gak begitu padat tapi tingkat stresnya tinggi dan kegiatan organisasi yang makin kesini kupikir gak related dengan kebutuhan dunia kapitalis era sekarang.
            Enam bulan di Nunukan juga berarti saat – saat penyadaran bersama orang tua. Beruntung punya orang tua yang paham dunia kemahasiswaan dan organisasi jadi ditengah kegelapan yang haqiqi ini sehingga ada cahaya pencerah alias jalan keluar terkait tujuan hidup apa yang akan diraih setelah lepas kuliah ini. Sebagai mahasiswa polosan sejak awal sudah memantapkan hati bercita – cita menjadi pengusaha. Sesuai dengan keinginan orang tua dan ditunjang senior di organisasi juga mayoritas pengusaha. Sayang seribu sayang apa yang terjadi selama ini lagi – lagi gak sejalan dengan cita – cita. Selama 4 tahun ini sama sekali gak ada belajar atau coba – coba bisnis satu pun. Bahkan kegiatan yang berbau bisnis pun hampir tidak ada. Hanya sekedar cuap – cuap di warung kopi sambil menghayal sana sini. Padahal ingat orang tua pernah nantang aku harus punya bisnis mulai semester 1 + membuat bussines plan untuk investasi bisnis apa pun itu dan akan dibiayai sesuai perjanjian kerjasama (aslinya keren juga pola pikir orang tuaku). Tapi kenyataannya tak ada bisnis yang dimulai atau bussines plan yang dibuat selama waktu itu.
            Saat berdiskusi dengan orang tua terkait masa depan baru tersadar bahwa untuk mencapai cita – cita ku selama ini ternyata belum ada hal apa pun yang dilakukan. Hingga detik ini bahkan satu pun belum ada yang dilakukan. Bahkan salah satu kaderku di organisasi sekarang sudah punya salah satu start up setelah mencoba berbagai macam bisnis sejak awal dia kuliah. Realistis dengan keadaan jika dipaksakan setelah lulus langsung mengejar cita – cita menjadi pengusaha ya tentu bisa cuman kita harus belajar dari awal dan mencoba menghabiskan jatah kegagalan sekarang padahal ada kesempatan lalu – lalu yang seandainya dimanfaatkan mungkin sekarang sudah ada jalan yang mungkin kita tapaki menuju cita – cita. Sedangkan sekarang kita baru memulai menapaki dan meraba – raba dalam kegelapan. Yang jadi pertanyaan kemana aja aku kemarin hehehe.
            Dari obrolan bersama orang tua akhirnya menemukan jawaban juga. Jadi pengusaha tetap cita – cita tetapi kita butuh batu loncatan atau trampolin supaya bisa melompat jauh. Disarankan aku supaya lanjut pendidikan S2 di luar negeri. Kebetulan orang tua punya persyaratan spesifik S2 perdagangan internasional dan harus di China/Tiongkok (alasannya kenapa mungkin di tulisan lain). Batu loncatan atau trampolin nya apa juga bakalan tak jelaskan ditulisan lain jadi intinya aku butuh batu loncatan gak bisa ujug – ujug jadi pengusaha sedangkan kemarin ada kesempatan belajar ternyata tidak termanfaatkan dengan baik.
            Aku excited dengan pendapat itu dan sekarang berjuang untuk S2 disana tapi diriku baru sadar satu hal lagi. Seandainya aku menyiapkan diri dari awal untuk lanjut S2 di luar negeri mungkin sekarang aku sudah siap untuk berangkat ke luar negeri. Sedangkan saat ini aku baru akan mulai belajar Bahasa Mandarin tahun depan dan mencari – cari juga tempat belajar Bahasa Inggris untuk improve kemampuanku sekarang. Mungkin jika aku sadar diri sejak awal dari dulu kuhabiskan waktu kosong dan liburanku di Pare belajar Bahasa Inggris. Tapi karena nasi sudah jadi nasi goreng ya sekarang walaupun telat tetap harus belajar dan mengimprove diri sendiri. Tidak ada kata terlambat yang penting kita tetap semangat.
            Tapi segimana pun bagusnya rencana masa depan tetap ada rencana jangka pendek yang harus dipenuhi yaitu selesaikan skripsi dan segera wisuda hehehe. Lagi – lagi karena banyak hal dimasa lalu skripsi jadi molor + PKL alias magang juga molor. Akhirnya diriku harus terima konsekuensi dan merampungkan segala keterlambatan. Tapi gak masalah selagi drama korea masih diproduksi aku gak bakalan stres dan akan tetap kuat mengatasi semuanya. SEMANGAT UNTUK KITA SEMUA !!!!!!
           
Previous Post
Next Post

Penyuka Korea yang lagi berjuang meraih mimpi

0 comments:

Silahkan Bacot