Tujuan
Dibalik Ketegasan dan Agresifitas Seorang Daendels
Di masa modern ini
mungkin kita berpikir bahwa apa yang dilakukan Gubernur Jenderal Herman Williem
Daendels adalah upaya massif pemaksaan terhadap rakyat untuk membangun
pertahanan Pulau Jawa dari serangan Kerajaan Inggris.
Tentu kita pahami dinamika politik
Eropa saat itu dimana pecah perang Napoleon antara Negara – Negara koalisi yang
digawangi Kerajaan Inggris melawan Kekaisaran Perancis yang saat itu dipimpin
Napoleon Bonaparte. Mari kita lihat kondisi Kerajaan Belanda saat itu. Di musim
dingin tahun 1795 Perancis berhasil menduduki dan menguasai Kerajaan Belanda
sehingga membuat William V dari Belanda beserta keluarganya lari menuju
pengasingan di Inggris.
Belanda di bawah Perancis jelas perlu
melindungi wilayahnya serta koloni – koloninya termasuk Pulau terkayanya Jawa.
Untuk melindungi koloni terkayanya ini Belanda yang dibawah Perancis bernama
“Republik Bataav” harus memilih orang yang tepat untuk melindungi Jawa dari
ancaman Inggris dan Negara koalisi. Maka pilihan tersebut jatuh ke tangan
Herman Williem Daendels. Gubernur Jenderal Daendels diangkat pada tahun 1808
adalah sosok paling terinspirasi secara langsung oleh gagasan revolusioner
Perancis.
Menurut P.B.R Carey dalam tulisannya
The Power of Prophey : Prince Diponegoro
and The End of an Old Order in Java (2007) bahwa “Dia membawa serta semua kekejaman dan determinasi yang menjadi
cirri khas dari karier politik dan militernya pada masa lalu ke dalam jabatan
barunya itu” (Carey 2007 : 131).
Saat pertama kali tiba di Batavia,
Daendels cukup terkejut karena ternyata Pulau Jawa memiliki infrastruktur dan
sistem pertahanan yang buruk. Padahal Jawa adalah pulau yang sangat kaya. Maka
dari itu Daendels mengumumkan proyek – proyek untuk mempertahankan Pulau Jawa
dari serangan Inggris. Proyek – proyek itu diantaranya membangun benteng –
benteng baru di Pulau Jawa, membangun pabrik dan gudang senjata baru di Pulau
Jawa, serta membangun jalan raya dari Anyer hingga Panarukan untuk mempermudah
mobilisasi.
Kebijakan pembangunan jalan ini
biasa kita kenal sebagai Jalan Raya Pos (The
Grote Postweg). Kebijakan ini membuatnya terkenal karena upayanya merancang
dan membangun Jalan Raya Pos. Jalan Raya Pos, sebuah jalan yang menghubungkan
kota – kota di pantai utara Jawa. Dibangun mulai dari Anyer di Banten hingga
Panarukan di Jawa Timur. Jalan ini bertahan 206 tahun hingga saat ini. Proyek
ini yang membuat Daendels dikenang di Indonesia hingga sekarang.
Selain kebijakan fisik yang ia
jalankan untuk melindungi Jawa dari serangan Inggris. Tiga tahun masa
pemerintahannya (1808-1811) ia telah meletakkan dasar bagi sebuah birokrasi
modern di Jawa (Carey 2007 : 131). Salah satu tujuan Daendels menciptakan
sistem birokrasi modern di Jawa adalah karena selama ini di bawah rezim VOC
yang notabene adalah perkongsian dagang jelas lebih mementingkan kepentingan
dagang dan meraup keuntungan daripada mengatur birokrasi pemerintahan.
Daendels juga berusaha menekan
kepentingan para bangsawan feudal seperti menghapus aturan-aturan setoran
kepada para bangsawan feudal sehingga setoran tersebut langsung masuk ke kas
pemerintah kolonial. Selain memperbaiki birokrasi Jawa yang tadinya carut marut
menjadi modern, Daendels juga menjalankan kebijakan untuk mengisi kas negara kolonial
yaitu dengan memperluas kebijakan tanam paksa kopi yang sebelumnya hanya di
wilayah Priangan, Jawa Barat diperluas ke wilayah-wilayah Jawa lainnya.
Daendels memerintah Jawa dengan
dengan kebijakan yang tegas dan agresif. Hal ini menyebabkan banyak petinggi di
Belanda menjadi gerah dengan sepak terjang Daendels di Indonesia. Mereka
melihat Daendels terlalu keras dalam memimpin negara jajahan. Oleh karena
memerintah secara keras, akhirnya Daendels dipanggil pulang ke negeri Belanda
dan digantikan oleh Gubernur Jenderal Jansen.
Kehadiran Gubernur Jenderal Jansen
di Batavia ternyata kurang member manfaat. Ia bukan ahli strategi seperti
Daendels. Gubernur Jenderal Jansen ternyata tidak sekuat Daendels dalam
memerintah dan mempertahankan Pulau Jawa. Akhirnya pada tanggal 8 Agustus 1811
pasukan angkatan laut Inggris dengan mudah memasuki Batavia dan menggempur
habis-habisan pasukan Belanda. Akhirnya pada tanggal 26 Agustus 1811 Belanda
menyerah kepada Inggris dan Pulau Jawa dapat ditaklukan.
Segala kebijakan dan pembangunan
yang dilakukan Daendels tampak sia-sia karena ketidakbecusan Jansen. Dewasa ini
kita mengenal Daendels sebagai sosok kejam yang rela mengorbankan nyawa rakyat
Jawa untuk menyelesaikan segala perintah dan kebijakannya. Namun berkat Daendels
rakyat Jawa dapat mengenal sistem perekonomian berdasarkan mobilitas
perdagangan darat antar wilayah. Sistem yang tercipta berkat pembangunan The Groste Postweg, karya monumental
Daendels di Pulau Jawa yang abadi hingga saat ini.
Tetep aja mas yg namanya penjajah itu sangat kejam, keji, dan sadis. Aplagi belanda yg 350 tahun menajajah indonesia.
ReplyDeleteIni tulisanku pas SMA 6 tahun lalu wkwkwkwk mencoba memandang dari sisi yang berbeda aja
ReplyDeleteKeren mas
DeleteTulisanmu ya bagus Jod. Dilanjutkan terus !!!!
ReplyDelete