Awal tahun 2023 aku memutuskan untuk pulang kampung ke Kalibaru, Banyuwangi. Kalibaru adalah kampung dari almarhum Bapakku. Sudah beberapa kali ingin pulang kampung namun karena kesibukan baru awal tahun ini bisa terlaksana. Setidaknya sebelum memulai ikhtiar lagi aku perlu membutuhkan refreshing terlebih dahulu. Selain itu juga kebetulan aku ingin ziarah sekalian ke makam keluarga – keluarga yang ada disana.
Kalibaru adalah salah satu kecamatan di Kabupaten
Banyuwangi. Lebih tepatnya kecamatan paling barat dari Kabupaten Banyuwangi.
Kalibaru lebih dekat dengan Ibukota Kabupaten Jember dibandingkan dengan
Ibukota Kabupaten Banyuwangi sendiri. Menuju Jember jika melalui darat bisa
dicapai sekitar 45 menit saja sedangkan ke Banyuwangi kotanya bisa mencapai 2
jam perjalanan jika lancar. Itu juga sebabnya aku walaupun sering pulang ke
Kalibaru sangat jarang sekali bepergian ke Banyuwangi Kota karena jaraknya yang
jauh. Untungnya 30 menit dari Kalibaru ada Kecamatan Genteng salah satu
kecamatan di Banyuwangi yang kalau menurutku lebih ramai dibanding Banyuwangi
kotanya sendiri. Aku sering ke Genteng untuk belanja maupun pergi ke Bank
karena semuanya ada disana. Menurutku Genteng jika akan dimekarkan menjadi Kota
tersendiri sudah sangat memenuhi syarat karena letak strategis dan
perekonomiannya yang berkembang.
Kembali lagi di Kalibaru disana adalah wilayah pegunungan
sehingga cuacanya sangat sejuk. Salah satu kesukaanku di Kalibaru ya suasana
pegunungan dan iklimnya ini. Hal ini karena Kalibaru dikelilingi oleh beberapa
Gunung mulai dari Gunung Raung di utara, Gunung Gumitir di Barat dan Gunung
Menyan di Selatan. Bahkan pos pendakian menuju Gunung Raung itu ya memalui
Kalibaru ini. Salah satu kesukaanku lainnya adalah kemudahan menuju Kalibaru
dari Surabaya dengan menggunakan kereta api. Di Kalibaru terdapat Stasiun
Kalibaru dengan status kelas 1 dan tinggi 428 meter. Hampir semua kereta tujuan
Banyuwangi berhenti disini sehingga tidak kekurangan kereta ke arah timur.
Sebagai penyuka perjalanan kereta api tiap pulang ke Kalibaru sudah pasti aku menggunakan
kereta api. Selain nyaman juga dekat dari rumahku disana sehingga sangat
ekonomis sekali.
Kegiatan utamaku jika sedang di Kalibaru ya memandangi
sawah dan pegunungan serta berkeliling – keliling untuk silaturahmi dengan
keluarga besarku disana. Sayangnya sekarang semakin banyak sawah yang dikapling
untuk dijadikan perumahan sehingga luasannya semakin berkurang. Ekonomi
Kalibaru lebih banyak bergantung pada sektor pertanian. Selain itu banyak
wilayah perkebunan di Kalibaru baik milik BUMN maupun swasta. Untuk wisata
Kalibaru belum seterkenal wilayah lain di Banyuwangi namun sekarang sudah mulai
berkembang kegiatan wisata di Kalibaru.
Sayangnya semakin banyaknya alih fungsi lahan di Kalibaru
juga berakibat buruk. Salah satunya adalah bencana banjir bandang yang terjadi
akhir tahun lalu akibat banyaknya alih fungsi lahan di lereng Gunung Raung
menjadi perkebunan. Disadari atau tidak perubahan iklim juga berdampak terhadap
Kalibaru. Saat ini Kalibaru tidak sedingin dulu ketika aku masih kecil.
Walaupun masih tetap terasa dingin namun akibat pemanasan global sudah
berdampak di Kalibaru.
Tapi bagaimana pun aku tetap suka dengan wilayah ini.
Setidaknya masih ada rumah yang bisa kudatangi saat kangen dengan suasana desa.
0 comments:
Silahkan Bacot