Beberapa waktu yang lalu seorang sahabat datang ke rumah untuk silaturahmi. Selain silaturahmi kami juga sempat jalan – jalan menikmati suasana pedesaan di rumahku. Sebenarnya aku dan dia bukan orang yang dekat sekali selama ini. Aku mengenalnya sebagai junior di kampus dan organisasi. Namun ada beberapa hal yang akhirnya membuatku kembali menyadari bahwa jangan sekalipun menilai seseorang dari tampangnya saja.
Dia adalah anak yang ceria dan cukup humoris menurutku
namun dulu kurasa dia agak slengean anaknya. Namun perbincangan malam di teras
rumahku mengubah pandanganku tentang dia. Aku jujur saja awalnya tak menyangka
anak seperti dirinya ternyata punya pertanyaan mendalam seperti itu tentang
masa depannya. Sebagai seniornya dia menanyaiku sebuah pertanyaan dan juga
curhatan tentang masa depan. Intinya terkait kebingungannya setelah ini dia
ingin kemana dan mau melakukan apa. Aku cukup terkejut mendapat pertanyaan itu
karena sebenarnya jauh sebelumnya aku juga punya pertanyaan yang sejenis.
Walaupun saat ini Alhamdulillah aku sudah mendapat titik terang dari
pertanyaanku tapi aku sangat bersimpati dengan dia dan memahami apa yang dia
maksudkan.
Dia tertekan dengan doktrin tidak tertulis dalam
organisasi kami yang menggariskan seakan – akan anggota organisasi ini harus
menjadi salah satu profesi. Sedangkan dia merasa tidak punya bakat untuk itu.
Dia sudah bertanya ke sahabat lainnya yang dia dekat namun tak ada jawaban
lugas tentang pertanyaannya. Pembicaraan kami panjang sekali malam itu, lebih
kepada aku mendengarkan ceritanya. Lebih tepatnya aku menempatkan diriku
sebagai pendengar yang baik. Karena terkadang seseorang hanya membutuhkan
tempat untuk mencurahkan pikiran dan perasaannya.
Walaupun aku lebih tua dan dia menganggap aku seniornya
namun aku tidak mampu memberikan jawaban dari pertanyaannya itu. Aku tidak
berani memberi jawaban atas pertanyaannya itu seperti orang – orang lain yang
sudah dia tanyai. Menurutku pertanyaan itu hanya mampu dijawab oleh dirimu
sendiri setelah berkontemplasi dan merenung dengan tenang. Aku hanya bisa
menyarankan buku yang sudah kubaca yang akhirnya menjawab pertanyaanku yang
sama sepertu dia itu dan membuka wawasan serta pikiranku bahwa impian yang
spesifik itu penting. Buku yang kutemukan disaat aku sedang bingung sekali akan
masa depan ditengah bisikan sana sini yang mengarahkan sesuai mau mereka. Aku
berharap semoga buku tersebut cocok dan bisa menjawab pertanyaan mendasar dalam
dirinya. Walaupun hanya bisa memberikan saran seperti itu aku sangat terhormat
bisa dipercaya mendengarkan cerita hidupnya. Aku tidak tahu mungkin dari sekian
menit yang kami luangkan untuk saling
berbagi cerita itu ternyata bisa membuka jalan hidup kami berdua.
Doaku untuknya dan diriku sendiri semoga kami bisa
menemukan jalan yang terbaik dalan perjalanan hidup ini.
0 comments:
Silahkan Bacot