ALERGI
YANG MENYIKSA
Sahabat semua senang rasanya bisa menulis lagi. Sudah
beberapa minggu ini vakum menulis karena beberapa urusan pribadi yang harus
diselesaikan. Hari ini aku akan berbagi kisah mengenai alergi yang aku derita.
Aku sebenarnya bukan orang dengan pantangan makanan dan minuman sehingga aku
bisa memakan apa pun selagi halal. Aku suka coklat, cemilan pedas dan yang
paling penting segala hal baik makanan maupun minuman yang dingin alias dikasih
ES. Bahkan kesukaanku pada mamin (aku singkat aja ye) dingin sampai tahap
fanatik bahkan rasanya kalau haus minum air biasa itu rasanya gak kerasa di
tenggorokan. Bahkan saat sakit minum obat pun aku pakai air es.
Beruntungnya akibat kesukaanku pada mamin dingin ini aku
tidak pernah terserang penyakit identik dengan dingin macam batuk atau pilek
walaupun mengkonsumsi mamin es dalam jumlah banyak setiap hari. Sampai suatu
ketika di akhir 2018 aku berlibur di tempat alm. Mbah di Banyuwangi tepatnya di
Kalibaru. Tempatnya memang dingin karena berada di lereng Gunung Raung, Gunung
Gumitir dan Gunung Menyan. Walaupun dingin kebiasaanku mengkonsumsi mamin
dingin alias es tidak berkurang. Sebenarnya sebelum berangkat kesana aku sudah
menderita batuk tapi aku sudah terbiasa walaupun batuk atau pilek tetap mamin
dingin paling juga 2 – 3 hari sembuh kayak biasanya. Ternyata 2 minggu disana
batuknya bertahan walaupun pileknya sembuh bahkan aku melakukan kegiatan langka
yaitu beli obat batuk disana dan mengurangi (bukan berhenti lho ya) mamin
dingin.
Sepulangnya ke Surabaya batuk juga tidak mereda dan
sangat mengganggu apalagi kalau tidur bisa tiba – tiba kebangun waktu batuk.
Sahabat – sahabat di kontrakan memang baik mereka menyarankan aku berhenti dulu
mamin dingin dan banyak minum air hangat. Walaupun sudah kulakukan tetap saja
batuk ini gak hilang – hilang dan karena jengkel akhirnya aku tetap mamin es
lagi.
Batuk ini tidak sembuh – sembuh sehingga aku coba ke
apotek beli obat batuk lagi, pastinya pilihan obat dan kualitasnya lebih baik
di Surabaya daripada Kalibaru. Aku disarankan obat batuk sirup oleh apoteker
yang harganya mahal kira – kira ratusan ribu. Memang efeknya bagus batuk
langsung berkurang tapi tidak sembuh juga padahal aku sudah 2x beli obat yang
gak murah itu. Dan aku lagi – lagi melakukan suatu hal yang langka yaitu pergi
ke dokter untuk berobat batuk. Bayangin aku seumur – umur belum pernah ke
dokter cuman buat berobat batuk dan pertama kalinya ya waktu itu.
Sebagai mahasiswa yang merantau di Surabaya pilihan murah
ke dokter ya di puskesmas. Biayanya murah untuk warga non-KTP Surabaya yaitu
hanya bayar Rp.5000 saja. Obat dari dokter juga mengurangi batuknya tapi sampai
3x bolak – balik ke puskesmas batuknya gak sembuh – sembuh juga. Karena sudah
frustasi akhirnya aku biarkan saja batuk ini dan tetap mengkonsumsi mamin
seperti biasa.
Bulan Mei bertepatan Ramadhan aku mudik ke Nunukan. Dalam
perjalanan mudik itu aku masih dalam kondisi batuk. Bayangkan aku sudah batuk
selama 6 bulan sejak Desember dan gak sembuh – sembuh. Selama bulan Ramadhan
itu sampai lebaran aku batuk terus. Kenapa orang rumah gak ada yang tahu karena
memang batuknya kusembunyikan karena kalo ketahuan pasti aku diomelin wkwkwkwk
es teroosss pastinya gitu. Cara menyembunyikannya gimana kadang aku bekep ke
bantal kalo mau batuk atau lari ke kamar mandi terus nyalakan kran air dan tak
samarkan jadi bersin wkwkwk ada ajalah caranya.
Sampai akhirnya di bulan Juni aku udah gak tahan dan
ngomong ke orang tua kalo batuk dari Desember gak sembuh – sembuh. Aku memang
pernah ngomong ke ortu (kusingkat lagi) masalah batuk ini pas awal – awal dulu
dan mereka ngira sudah sembuh kan cuman batuk. Tidak ada yang menyangka
batuknya sampai 6 bulan gini gak sembuh – sembuh bahkan aku dikira kena TBC.
Aku akhirnya dibawa ke salah satu dokter yang terkenal di Nunukan (orang
Nunukan pasti tahu dokter siapa wkwkwkwk) sama seperti sebelumnya diberi obat
batuk tapi setelah obat habis aku harus konsultasi lagi. Obatnya lumayan
mengurangi intensitas batuk tapi tidak sembuh juga. Konsul ke dua diberi obat
dengan dosis lebih kuat tapi tidak mempan juga. Konsul ketiga karena tidak ada
perubahan dokter menyarankan aku harus dirontgen untuk melihat kondisi paru –
paru takutnya ada masalah. Oh iya FYI aku bukan perokok ya jadi ini bukan
akibat rokok. Tetapi di konsul ketiga ini ortuku nyeletuk gak usah minum es
dulu. Dokternya langsung interogasi apa aku minum es dan aku jelaskan betapa
gilanya aku dengan es. Setelah mendengar itu dokter langsung meminta rontgen
ditunda dulu tapi dicoba jangan minum es sama sekali 2 minggu.
Saat percobaan pertama 2 minggu itu rasanya nyiksa banget
gak bisa nyobain yang dingin. Aku hanya minum air galon biasa yang gak dingin,
megang kulkas udah langsung disemprit dan lainnya. Mungkin rasanya kayak
pecandu narkoba tapi gak ada barangnya wkwkwkwk pokoknya nyiksa banget deh.
Tapi dalam 2 minggu itu intensitas batuk berkurang drastis tanpa minum obat.
Saat konsul lagi oleh dokter disuruh lanjut lagi 2 minggu dan intensitas batuk
semakin berkurang bahkan di akhir Juli itu aku sudah tidak batuk lagi. Saat
konsul terakhir dokter menyatakan aku kemungkinan sudah tidak tahan lagi dengan
mamin dingin jadi mulai saat itu aku diharuskan bukan disarankan lho ya untuk
tidak makan atau minum yang dingin lagi. Divonis kayak gitu rasanya JEDERRR
banget rasanya apalagi misal aku balik ke Surabaya yang panasnya kayak gitu
kalo gak minum es kan gak seger. Tapi kenyataannya memang begitu dan aku harus
menjalaninya.
Ini sudah Juli 2020 hampir setahun sejak aku sembuh dari
batuk super panjang dan aku memang sudah sangat sangat jarang mengkonsumsi
mamin dingin walaupun kadang curi – curi dikit wkwkwkwk tapi dampaknya ya pasti
langsung batuk 1 – 2 hari. Bayangkan curi – curi dikit aja batuk langsung 2
hari apalagi banyak. Padahal dulu mau sebanyak apa pun ya gak batuk – batuk.
Tapi kondisi sekarang memang sudah berubah dan aku harus menerima kenyatan ini.
Tapi kadang aku masih suka lupa seperti beberapa waktu lalu saat bertamu ke
temen disuguhi es krim dan gak sadar udah makan segelas gak usah nunggu besoknya
pas dijalan mau pulang aja udah batuk – batuk sampai 3 hari kemudian hehehe.
Tapi aku biasanya begitu kumat langsung mengkonsumsi minuman hangat biar
mengurangi batuknya.
Alhamdulillah sampai hari ini aku masih dikaruniai
kesehatan oleh Allah SWT. Sahabat semua dalam kondisi pandemi seperti sekarang
mari kita jaga kesehatan masing – masing jangan sampai sakit karena biayanya
MAHAL sekali. Oh iya sahabat semua besok – besok kalau kita lagi ngopi atau
kumpul – kumpul ingatin aku ya jangan pesen ES wkwkwkwk
0 comments:
Silahkan Bacot