Wednesday, July 29, 2020

CUAP CUAP : ORTUMU TOXIC ???


            Ortu toxic kemarin sempat viral dan menjadi perdebatan di twitter universe. Banyak yang pro dan berkeluh kesah tapi banyak juga yang kontra. Yang pro dengan pandangan bahwa orang tua selalu menuntut ini dan itu lalu anaknya wajib mengikutinya. Yang kontra dengan pandangan orang tua sudah berusaha yang terbaik untuk kita dan mungkin pernah mengalami hal yang sama dan tanpa sengaja disalurkan pada anaknya.

            Kalo bagiku sendiri orang tuaku bukan termasuk yang toxic atau apalah istilah mereka. Aku bersyukur dan beruntung punya orang tua yang memberikan anaknya kebebasan memilih apa yang ingin dilakukan. Aku sendiri diberikan kebebasan mulai dari saat memilih sekolah mana yang diinginkan, jurusan apa saat di SMA, jurusan kuliah juga pilihanku sendiri, hanya pilihan kampus saja yang keinginanku dan keinginan orang tuaku tak tercapai karena maunya di UGM tapi dapatnya malah UPN Jawa Timur hehehehe, organisasi pun bebas tapi harus selektif. Jadi dibalik segala pilihanku orang tuaku berperan sebagai pemberi pandangan terkait apa yang akan diputuskan bukan sebagai pihak yang menentukan, mengarahkan apalagi memaksakan. Salah satunya mungkin karena sudah tumbuh pemahaman bahwa memang yang menjalani segala halnya nanti adalah anak jadi jangan sampai ada pemaksaan dari pada gak enjoy dan malah gak ada apa pun yang bisa dicapai.

            Cuman terkait kelanjutan setelah kuliah ini orang tua ku mulai ikut campur dalam artian memberi pandangan terkait bagaimana setelah lulus kuliah ini. Tapi aku sendiri memandangnya wajar karena yang namanya orang tua pasti ingin anaknya bahagia dan sukses dunia akhirat. Aku sendiri merasa beruntung  dengan adanya perhatian seperti ini karena aku sadar orang tuaku dulu tidak mendapat perhatian dan arahan yang sama dari kakek dan nenekku. Mereka dulu babat alas alias melalui jalan yang berliku hingga mencapai posisi yang sekarang ini. Pastinya mereka tidak ingin anaknya melalui jalan yang sulit seperti itu. Mereka pasti ingin menyediakan jalan bagi anaknya supaya tidak tersesat di jalan menuju masa depannya walaupun mungkin jalannya sederhana. Tapi mungkin di beberapa kasus cara bangun jalannya salah dan menggunakan pemaksaan sehingga menimbulkan konflik anak – orang tua.

            Aku sendiri sering berbeda pandangan dengan orang tuaku mulai dari organisasi beda, pandangan politik beda bahkan pandangan terkait pernikahan juga beda. Tapi hal tersebut bukan alasan bagiku menyebut mereka toxic. Aku juga kebetulan muslim sehingga sangat percaya bahwa ridho orang tua adalah ridho Allah SWT dan pastinya mereka selalu mendoakan yang terbaik untuk anaknya.

            Tapi terserah sih bagaimana pandangannya terkait masalah ini karena itu tergantung individu masing – masing bagaimana menyikapinya. Tiap orang punya preferensi kasus dan perasaan yang berbeda – beda. Yang jelas kita semua harus tetap stay positif dalam kondisi apa pun. Have a nice day !!!!

Previous Post
Next Post

Penyuka Korea yang lagi berjuang meraih mimpi

0 comments:

Silahkan Bacot