Catatan Libur UN Hutama M Anhar ( 2 )
Melelahkan
di Jakarta
Jakarta, kota terbesar
di Asia Tenggara. Ibukota, pusat pemerintahan dan pusat ekonomi Indonesia
membuat Jakarta menjadi gemerlap seperti kota – kota besar dunia lainnya. Saya
sudah beberapa kali mengunjungi Jakarta, namun baru pada kunjungan April
lalulah saya dapat berjalan – jalan dan melihat lebih detil kota yang dipimpin
Jokowi ini.
Tiba tengah malam di
Jakarta, mata saya terlalu lelah untuk melihat – lihat walaupun saya bisa
merasakan mobil yang saya tumpangi tersendat – sendat akibat macet. Padahal jam
sudah menunjukkan hampir tengah malam waktu itu. Saya menginap di Kawasan
Universitas Terbuka, Ciputat, Tangerang Selatan. Letaknya di pinggiran Kota Jakarta
namun sudah mulai tertular penyakit macet dari Jakarta. Kota yang dipimpin
istri dari tersangka korupsi Tubagus Chaeri Wardana ini menderita penyakit
macet bahkan hingga ke kawasan Ciputat yang notabene pinggiran kota. Jalan
Pondok Cabe Raya di depan kawasan Universitas Terbuka selalu macet setiap saat,
tapi mau bagaimana lagi jika sudah macet ya sabar sajalah.
Jarak Ciputat ke Jakarta
kurang lebih sekitar 30 km namun dibutuhkan waktu 3 jam lebih yang artinya sama
dengan waktu tempuh Samarinda – Balikpapan yang jaraknya sekitar 121 km. Ruas –
ruas jalan utama di Jakarta bukan main padatnya, di sekitar Jalan Fatmawati dan
Jalan Pasar Minggu kemacetannya sangat parah. Selain banyaknya kendaraan yang
melintas kemacetan menjadi semakin parah karena adanya proyek pembangunan MRT
Jakarta di beberapa titik.
Selain itu ruas jalan
utama yang sering kita lihat di TV seperti Jalan Jendral Sudirman – Jalan MH
Thamrin serta Jalan Medan Merdeka di
kawasan silang Monas juga sangat padat. Kemacetan parah terjadi saat jam
berangkat kerja, istirahat dan pulang kerja. Saya yang berasal dari Nunukan
sungguh terheran – heran karena di Nunukan jalan raya mulus dan lebar namun
sepi dari kendaraan dan yang melintas hanya satu dua kendaraan saja. Sedangkan
jalan raya di Jakarta lebar dan mulus namun kendaraan yang melintas tiada habis
– habisnya. Bahkan orang tua saya pun berpendapat “jalan di Nunukan seperti
jalan tol saja sedangkan jalan tol pun tidak terbebas dari macet di Jakarta”.
Sungguh melelahkan bukan ???????
Namun kondisi kota
Smarinda pun hampir seperti Jakarta dalam bidang lalu lintas. Untuk mengatasi
beberapa titik macet Pemerintah Kota Samarinda berencana membangun fly over di
simpang Air Hitam. Selain Samarinda, Jakarta pun juga berusaha untuk mengatasi
kemacetan di wilayahnya dengan membangun Transjakarta, MRT Jakarta dan
Monorail. Melihat kondisi ini sungguh melelahkan bagi saya jika berkendara di
kota – kota besar Indonesia. Jadi CAPEK DEH
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
0 comments:
Silahkan Bacot