DARURAT
COVID-19
DAN
DAMPAKNYA BAGI MAHASISWA AKHIR
Per 16 Maret kemarin sebagian
pemerintah daerah sudah mulai meliburkan institusi pendidikan di wilayahnya
akibat dari merebaknya virus Sars Cov-2 yang mengakibatkan penyakit Covid-19 di
Indonesia. Bukan hanya sekolah” saja yang meliburkan kegiatan di kelas tetapi
perguruan tinggi juga melakukan langkah yang sama. Meliburkan mungkin bukan
kata yang pas lebih tepatnya memindahkan kegiatan belajar ke rumah alih”
berkumpul di ruang kelas.
Termasuk UPN “Veteran” Jawa Timur
terhitung mulai tanggal 16 Maret – 27 Maret kegiatan perkuliahan maupun ujian
berpindah menjadi daring atau online. Bukan cuman kuliahnya saja yang
berubah menjadi online aktivitas bimbingan skripsi pun menjadi online.
Aku sendiri sedang dalam tahap akhir bimbingan proposal skripsi bahkan sesuai
jadwal harusnya ada bimbingan langsung tanggal 16 Maret kemarin. Namun akibat
kebijakan kuliah dan pembelajaran daring ini bimbingan pun ikut lewat platform online.
Memang tenaga pendidik dan staf kampus masih tetap masuk seperti biasa namun
segala kegiatan mahasiswa ditiadakan hingga tanggal 27 nanti.
Sebenarnya untuk bimbingan online
memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya jelas hemat karena kita tidak
perlu lagi ngeprint berbendel – bendel yang mana itu bakalan dicoret” dan
perbaikannya akan kita print lagi dan seterusnya seperti itu hinga dinyatakan
tidak ada revisi lagi. Kekurangannya adalah kita sulit memahami maksud dan
keinginan dari dosen pembimbing. Terkadang saat bertatap muka langsung saja
kita masih sering bingung apalagi jika cuman lewat email kita bisa salah
persepsi menangkap maksud yang disampaikan dosen pembimbing.
Untuk bimbingan online aku
sudah punya pengalaman dan itu sangat menyakitkan ☹☹☹. Seperti kalian tahu tahun kemarin aku
pulang ke Nunukan selama setengah tahun dan salah satu alasannya karena
mengerjakan proposal skripsi karena objeknya saat itu juga ada di Nunukan.
Daripada menunggu saat kembali ke Surabaya maka disarankan oleh dosen
pembimbing saat itu mengirimkan proposal lewat email. Memang praktis ya dan
bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja apalagi kalau ada revisi bisa
dikerjakan di rumah. Maunya sih begitu nanti kembali ke Surabaya proposal sudah
beres dan tinggal seminar proposal saja. Tapi ternyata kenyataan tak sesuai
dengan rencana. Memang proses pengecekan berjalan cepat tapi kendala paling
utama adalah komunikasi. Walaupun sudah ada teknologi bermacam” seperti WA dan
lainnya tapi kesulitannya adalah susah memahami maksud apa yang beliau
inginkan. Mungkin beliau tidak paham maksud kita dan kita juga gak ngerti
keinginan dosen seperti apa. Apalagi dosen pembimbing ku juga termasuk tipe
eksentrik dimana beliau tidak suka dichat WA pada jam sembarangan dan harus
dipagi” sekali, beliau juga kurang suka mendiskusikan lewat telepon. Akhirnya
intruksi revisi hanya dikirimkan lewat chat saja.
Revisiannya kukerjakan sesuai arahan
tapi ya namanya gak ketemu langsung jadinya susah. Dan terbukti saat akhirnya
kembali ke Surabaya dan bimbingan langsung banyak beda persepsi karena asalnya
gak ngerti maksudnya apa. Bahkan dampaknya proposal itu sampai ditolak dan
akhirnya aku membuat proposal baru. Melihat tipikal pembimbing yang seperti itu
aturan bimbingan online ini rasanya malah menghambat. Sejak aku mengirim
email tanggal 17 Maret hingga saat ini masih belum ada hasil revisian atau
minimal info apakah masih ada yang harus diperbaiki atau sudah cukup. Jika
bimbingan langsung maka saat itu juga kita tahu mana yang harus diperbaiki dan
bisa langsung kita kerjakan. Tapi jika kondisinya macam sekarang ini belum
jelas kapan email itu dicek dan saat kita kroscek kapan selesainya beliau
mengatakan masih sibuk hehehehe. Takutnya jika seperti ini maka seminar
proposalku bisa molor dari target akhir Maret ini menjadi tidak dapat
dipastikan.
Aku berharap semuanya bisa segera
normal dan kebijakan perkuliahan dapat berjalan seperti biasa lagi agar tidak
ada kebuntuan” macam ini. Karena sebuah bimbingan tidak sesederhana yang kita
kira dan ada banyak aspek yang harus diperhatikan seperti kesopanan dan tipikal
dosen yang bersangkutan.
Tapi optimis itu perlu dan aku masih
optimis semuanya masih dapat berjalan sesuai dengan jadwal pribadi yang aku
tetapkan. SEMANGAT untuk semua mahasiswa akhir. Tetap dikerjakan tugas akhirnya
😊😊😊
0 comments:
Silahkan Bacot