Saturday, April 29, 2017

Catatan Dari Semarang : Petingkah Kaderisasi di Koperasi Mahasiswa ???



Catatan Dari Semarang : Petingkah Kaderisasi di Koperasi Mahasiswa ???
            Pada tanggal 26 – 28 April 2017 kemarin Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia bekerja sama dengan Forum Komunikasi Koperasi Mahasiswa (FKKMI) mengadakan pelatihan manajemen perkoperasian bagi koperasi mahasiswa dan penyusunan sistem kaderisasi melalui kurikulum pendidikan bagi koperasi mahasiswa se-Jawa di Semarang, Jawa Tengah.

            Kebetulan saya sendiri mengikuti kegiatan penyusunan kurikulum kaderisasi bagi koperasi mahasiswa mewakili Koperasi Mahasiswa Giri Widya Karta UPN “Veteran” Jawa Timur. Diharapkan melalui penyusunan kurikulum ini dapat menghasilkan output berupa materi bagi pendidikan di koperasi mahasiswa yang dapat dijadikan sebagai patokan melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan bagi anggota koperasi mahasiswa.
            Perlu di ketahui mayoritas koperasi mahasiswa di Indonesia memiliki sistem kaderisasi yang sama melalui pendidikan dasar (diksar), pendidikan menengah (dikmen), dan pendidikan lanjutan (dikjut). Namun yang menjadi masalah adalah tiap koperasi mahasiswa memiliki kurikulum yang berbeda – beda dan interpretasi yang berbeda pula terkait tingkatan pendidikan di koperasi mahasiswa.
            Sebagai contoh dalam materi memang pada umumnya mirip seperti materi perkoperasian, soft skill dan lain sebagainya. Namun yang menjadi pembeda adalah penempatan materinya seperti di kopma A materi soft skill menjadi bagian dari dikmen lalu di kopma B soft skill menjadi materi diksar. Lalu terkait pemaknaan pendidikan yang berbeda terlihat di beberapa koperasi mahasiswa seperti kopma A menggunakan dikmen sebagai syarat menjadi pengurus namun kopma B menggunakan dikjut sebagai syarat menjadi pengurus atau di kopma C dikmen menjadi syarat untuk staf dan lain sebagainya. Hal – hal tersebut yang menjadikan kegiatan di Semarang ini penting karena akan menghasilkan patokan yang jelas terkait sistem kaderisasi dan kurikulum yang jelas sehingga dapat digunakan sebagai gambaran atau standar agar tiap koperasi tidak memiliki perbedaan yang mendasar terkait sistem kaderisasi dan kurikulumnya.
            Pada Koperasi Mahasiswa Giri Widya Karta UPN “Veteran” Jawa Timur telah memiliki jenjang kaderisasi mulai dari orientasi bagi anggota baru melalui kegiatan pra diksar untuk pengenalan singkat koperasi mahasiswa di UPN. Lalu selanjutnya melalui pendidikan dasar (diksar) untuk pengenalan koperasi secara umum dan koperasi mahasiswa serta koperasi mahasiswa Giri Widya Karta itu sendiri. Dalam diksar anggota tidak diwajibkan untuk mengikuti kegiatan tersebut, serta anggota yang memilih tidak mengikuti kegiatan tetap dapat mengikuti kegiatan pelatihan dan acara lain yang diselenggarakan koperasi mahasiswa.
            Lalu ada pendidikan menengah (dikmen) untuk menambah ilmu soft skill anggota karena outputnya adalah akan menghasilkan staf baru kopma. Dalam kegiatan dikmen dibatasi sebanyak 75 peserta yang mengikuti. Setelah itu akan diseleksi lagi sehingga tersisa 25 orang yang akan mengikuti pendidikan lanjutan (dikjut) yang akan mengenalkan koperasi secara utuh dan mempersiapkan anggota untuk masuk ke dalam kepengurusan.
            Kembali ke pertanyaan besar kita mengenai pentingnya kaderisasi. Kaderisasi sendiri sangat penting bagi koperasi mahasiswa karena melalui kaderisasi akan menghasilkan kader – kader koperasi mahasiswa yang akan melanjutkan tongkat estafet kepengurusan di koperasi mahasiswa. Selain itu koperasi mahasiswa saat ini juga dituntut untuk menghasilkan kader – kader yang cinta koperasi dan siap untuk terjun ke masyarakat mengabdi langsung meneruskan perjuangan perkoperasian Indonesia dan membantu revolusi pengelolaan koperasi masyarakat di Indonesia yang masih memiliki banyak kendala saat ini.
            Maka dari itu kegiatan penyusunan kurikulum dan sistem kaderisasi ini sangat penting karena akan membantu koperasi mahasiswa se- Indonesia dalam kaderisasinya. Sehingga setidaknya perbedaan yang selama ini terjadi dapat teratasi melalui standar yang jelas dalam kaderisasi dan kurikulum serta tidak menghasilkan perbedaan ekstrem antar koperasi mahasiswa dalam kaderisasi.
            Pada hakikatnya seluruh koperasi mahasiswa ingin agar bias menghasilkan kader –kader koperasi baru yang dapat memperbaiki wajah koperasi Indonesia tidak hanya untuk menjadi pengurus koperasi mahasiswa saja. Selain itu kader yang dihasilkan diharapkan dapat mewujudkan ekonomi kerakyatan yang sesungguhnya melalui koperasi di masyarakat ditengah gempuran kapitalisme, perdagangan bebas dan globalisasi yang gencar saat ini. Maka ikhtiar bersama koperasi mahasiswa yang berkumpul di Semarang ini dapat menjadi pintu gerbang menuju tujuan mulia bersama melalui kaderisasi untuk kontribusi yang lebih besar lagi koperasi Indonesia dan bagi ekonomi bangsa kita. Bravo untuk kita semua. BRAVO KOPMA
Previous Post
Next Post

Penyuka Korea yang lagi berjuang meraih mimpi

0 comments:

Silahkan Bacot