Catatan
Dari Semarang : Petingkah Kaderisasi di Koperasi Mahasiswa ???
Pada tanggal 26 – 28 April 2017 kemarin Kementerian
Koperasi dan UKM Republik Indonesia bekerja sama dengan Forum Komunikasi
Koperasi Mahasiswa (FKKMI) mengadakan pelatihan manajemen perkoperasian bagi
koperasi mahasiswa dan penyusunan sistem kaderisasi melalui kurikulum
pendidikan bagi koperasi mahasiswa se-Jawa di Semarang, Jawa Tengah.
Kebetulan saya sendiri mengikuti kegiatan penyusunan
kurikulum kaderisasi bagi koperasi mahasiswa mewakili Koperasi Mahasiswa Giri
Widya Karta UPN “Veteran” Jawa Timur. Diharapkan melalui penyusunan kurikulum
ini dapat menghasilkan output berupa materi bagi pendidikan di koperasi
mahasiswa yang dapat dijadikan sebagai patokan melaksanakan kegiatan pendidikan
dan pelatihan bagi anggota koperasi mahasiswa.
Perlu di ketahui mayoritas koperasi mahasiswa di
Indonesia memiliki sistem kaderisasi yang sama melalui pendidikan dasar
(diksar), pendidikan menengah (dikmen), dan pendidikan lanjutan (dikjut). Namun
yang menjadi masalah adalah tiap koperasi mahasiswa memiliki kurikulum yang
berbeda – beda dan interpretasi yang berbeda pula terkait tingkatan pendidikan
di koperasi mahasiswa.
Sebagai contoh dalam materi memang pada umumnya mirip
seperti materi perkoperasian, soft skill
dan lain sebagainya. Namun yang menjadi pembeda adalah penempatan materinya
seperti di kopma A materi soft skill
menjadi bagian dari dikmen lalu di kopma B soft
skill menjadi materi diksar. Lalu terkait pemaknaan pendidikan yang berbeda
terlihat di beberapa koperasi mahasiswa seperti kopma A menggunakan dikmen
sebagai syarat menjadi pengurus namun kopma B menggunakan dikjut sebagai syarat
menjadi pengurus atau di kopma C dikmen menjadi syarat untuk staf dan lain
sebagainya. Hal – hal tersebut yang menjadikan kegiatan di Semarang ini penting
karena akan menghasilkan patokan yang jelas terkait sistem kaderisasi dan
kurikulum yang jelas sehingga dapat digunakan sebagai gambaran atau standar
agar tiap koperasi tidak memiliki perbedaan yang mendasar terkait sistem
kaderisasi dan kurikulumnya.
Pada Koperasi Mahasiswa Giri Widya Karta UPN “Veteran”
Jawa Timur telah memiliki jenjang kaderisasi mulai dari orientasi bagi anggota
baru melalui kegiatan pra diksar untuk pengenalan singkat koperasi mahasiswa di
UPN. Lalu selanjutnya melalui pendidikan dasar (diksar) untuk pengenalan
koperasi secara umum dan koperasi mahasiswa serta koperasi mahasiswa Giri Widya
Karta itu sendiri. Dalam diksar anggota tidak diwajibkan untuk mengikuti
kegiatan tersebut, serta anggota yang memilih tidak mengikuti kegiatan tetap
dapat mengikuti kegiatan pelatihan dan acara lain yang diselenggarakan koperasi
mahasiswa.
Lalu ada pendidikan menengah (dikmen) untuk menambah ilmu
soft skill anggota karena outputnya
adalah akan menghasilkan staf baru kopma. Dalam kegiatan dikmen dibatasi
sebanyak 75 peserta yang mengikuti. Setelah itu akan diseleksi lagi sehingga
tersisa 25 orang yang akan mengikuti pendidikan lanjutan (dikjut) yang akan
mengenalkan koperasi secara utuh dan mempersiapkan anggota untuk masuk ke dalam
kepengurusan.
Kembali ke pertanyaan besar kita mengenai pentingnya
kaderisasi. Kaderisasi sendiri sangat penting bagi koperasi mahasiswa karena
melalui kaderisasi akan menghasilkan kader – kader koperasi mahasiswa yang akan
melanjutkan tongkat estafet kepengurusan di koperasi mahasiswa. Selain itu
koperasi mahasiswa saat ini juga dituntut untuk menghasilkan kader – kader yang
cinta koperasi dan siap untuk terjun ke masyarakat mengabdi langsung meneruskan
perjuangan perkoperasian Indonesia dan membantu revolusi pengelolaan koperasi
masyarakat di Indonesia yang masih memiliki banyak kendala saat ini.
Maka dari itu kegiatan penyusunan kurikulum dan sistem
kaderisasi ini sangat penting karena akan membantu koperasi mahasiswa se-
Indonesia dalam kaderisasinya. Sehingga setidaknya perbedaan yang selama ini
terjadi dapat teratasi melalui standar yang jelas dalam kaderisasi dan kurikulum
serta tidak menghasilkan perbedaan ekstrem antar koperasi mahasiswa dalam
kaderisasi.
Pada hakikatnya seluruh koperasi mahasiswa ingin agar bias
menghasilkan kader –kader koperasi baru yang dapat memperbaiki wajah koperasi
Indonesia tidak hanya untuk menjadi pengurus koperasi mahasiswa saja. Selain
itu kader yang dihasilkan diharapkan dapat mewujudkan ekonomi kerakyatan yang
sesungguhnya melalui koperasi di masyarakat ditengah gempuran kapitalisme,
perdagangan bebas dan globalisasi yang gencar saat ini. Maka ikhtiar bersama
koperasi mahasiswa yang berkumpul di Semarang ini dapat menjadi pintu gerbang
menuju tujuan mulia bersama melalui kaderisasi untuk kontribusi yang lebih
besar lagi koperasi Indonesia dan bagi ekonomi bangsa kita. Bravo untuk kita
semua. BRAVO KOPMA
0 comments:
Silahkan Bacot