Friday, February 5, 2016

Lika liku Menuju Bangku Perkuliahan Perjuangan Seorang Siswa Mencari Tempat di Universitas (9)

Lika liku Menuju Bangku Perkuliahan
Perjuangan Seorang Siswa Mencari Tempat di Universitas (9)
Bangkit dan Berjuang
                        Libur super panjang akhir pekan ditambah Tahun Baru Imlek 2567 saya manfaatkan untuk melanjutkan tulisan ini. Mengingat tulisan kemarin berisi curahan hati saya berkaitan kegagalan dalam SBMPTN dan UM UGM. Kali ini saya akan menceritakan kebangkitan dan kembalinya kesadaran saya bahwa pendidikan itu penting.

                        Setelah mendapat hasil tes itu hidup saya berasa telah berakhir. Sakit sekali rasanya ketika impian yang kita bangun sejak SMP hancur begitu saja. Saya bahkan sempat berkata kepada orang tua saya bahwa “Kalo memang mau aku jadi pengusaha gak kuliah kan gak apa – apa. Kasih aja modal buat bisnis”. Namun saya malah didamprat bapak ibu saya karena hal itu. Menurut kedua orang tua saya jika seorang lulusan SD dengan kerja keras bisa menjadi sukses dan berguna maka seorang sarjana harus bisa lebih sukses dan berguna dari itu. Selain itu kuliah bukan hanya mencari ilmu akademik saja bagi kedua orang tua saya namun juga berkaitan dengan jaringan pertemanan, ilmu kehidupan dan pengalaman yang sangat penting yang tidak akan didapat jika tidak berkuliah.
                        Selain itu kedua orang tua saya bercita – cita agar saya dan adik saya memiliki pendidikan yang lebih tinggi dari mereka. Saat ini kedua orang tua saya telah berhasil meraih Strata 2 (S2). Mereka berharap saya dan adik saya dapat menuntut ilmu hingga Strata 3 (S3) dan memanfaatkan peluang beasiswa untuk S2 atau S3 di luar negeri. Berkat pecutan dari kedua orang tua saya, semangat dan kepercayaan diri saya bangkit. Saya langsung menyadari bahwa Allah SWT pasti memiliki alasan memberi saya jalan hidup seperti ini. Saya menyadari saya salah dan hal pertama yang saya lakukan waktu itu adalah mohon ampun pada Allah SWT atas kebodohan saya yang berpikir sempit dan pendek. Saya tak memikirkan lagi gengsi universitas, saya berpendapat bahwa dimanapun saya kuliah dan menuntut ilmu akan saya terima dengan ikhlas karena disitulah rejeki saya.
                        Saya langsung memetakan universitas mana saja yang masih membuka tes masuk. Saya mendapati Universitas Airlangga, Universitas Diponegoro, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Muhammadiyah Malang, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur (UPNVJT),  Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”  Yogyakarta (UPNVY) dan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ). Seluruhnya universitas negeri kecuali Universitas Muhammadiyah Malang yang swasta.

                        Setelah melalui pertimbangan matang akhirnya saya memilih mengikuti tes masuk mandiri di Universitas Diponegoro, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur (UPNVJT), dan  Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”  Yogyakarta (UPNVY). Cukup tiga yang saya ikuti karena saya tidak mungkin mengikuti semuanya baik karena tabrakan tanggal maupun keterbatasan biaya. Di akhir bulan Ramadhan saya disibukkan dengan kegiatan daftar tes mandiri. Bahkan saat saya mendaftar tes masuk Undip itu dilakukan dihari terakhir pendaftaran. Akhirnya saya dapat melalui Hari Raya Idul Fitri dengan hati yang tenang dan sekali lagi harus siap menghadapi tes masuk universitas. (HMA/2016)
Previous Post
Next Post

Penyuka Korea yang lagi berjuang meraih mimpi

0 comments:

Silahkan Bacot